JAKARTA, Cobisnis.com – Standard Chartered Indonesia menggelar Indonesia Treasury Leadership Forum 2025, sebuah ajang kolaboratif yang mempertemukan pembuat kebijakan, pelaku industri, fintech, dan para corporate treasurer untuk membahas strategi mempercepat transformasi digital di bidang treasury. Dengan mengusung tema “Blueprint untuk Treasury Masa Depan”, forum ini menjadi wadah pertukaran ide, inovasi, dan praktik terbaik guna memperkuat ekosistem keuangan digital di Indonesia.
Sebagai bagian dari rangkaian Treasury Leadership Forum global, acara ini untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia. Forum ini menjadi komitmen Standard Chartered untuk membantu perusahaan memanfaatkan teknologi digital dan wawasan perbankan modern dalam meningkatkan efisiensi serta ketahanan keuangan.
Acara dibuka dengan pidato utama dari Edwin Hidayat Abdullah, Direktur Jenderal Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital, bersama jajaran eksekutif senior Standard Chartered, perwakilan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), serta pemimpin korporasi dari berbagai sektor.
Dalam sambutannya, Edwin menyoroti percepatan digitalisasi sistem pembayaran nasional melalui inisiatif seperti BI-FAST, QRIS, dan Indonesia Payment System Blueprint (IPSB) 2025, yang telah menjadi fondasi kuat dalam pengembangan ekosistem keuangan digital nasional.
“Transformasi digital di Indonesia berjalan pesat dengan lebih dari 224 juta pengguna internet dan nilai ekonomi digital yang diproyeksikan menembus USD 150 miliar pada tahun 2030. Kita harus menjadikan momentum ini sebagai peluang untuk memperkuat daya saing, menciptakan inovasi keuangan yang inklusif, aman, dan berkarakter Indonesia,” jelas Edwin.
Sementara itu, Donny Donosepoetro OBE, CEO Standard Chartered Indonesia, menegaskan bahwa peran treasury kini telah berevolusi menjadi pusat strategi keuangan yang mendorong pertumbuhan bisnis.
“Treasury tidak lagi hanya berfungsi sebagai bagian back-office, tetapi kini menjadi penggerak utama dalam efisiensi, pengelolaan likuiditas, dan ketahanan bisnis. Standard Chartered hadir untuk membantu perusahaan menyatukan data, mengotomatisasi proses keuangan, dan mengambil keputusan lebih cepat melalui jaringan global dan platform digital kami,” ungkap Donny.
Forum ini menghadirkan dua sesi diskusi utama:
Panel 1: “Building Trust, Speed and Scale in Indonesia’s Digital Payment Era”, membahas peran BI-FAST, QRIS, dan interoperabilitas sistem dalam menciptakan efisiensi dan inklusi keuangan.
Panel 2: “Digital Treasury in Action: Embedding Innovation in Day-to-Day Operations”, yang menyoroti studi kasus digitalisasi treasury di berbagai korporasi, serta kolaborasi bank, fintech, dan konsultan dalam menghadirkan solusi inovatif.
Para pembicara antara lain Dodi Soewandi (ASPI), Mikiko Steven (Xendit Indonesia), Michael Spiegel (Standard Chartered Global), Joan Aman (Solusi Bangun Indonesia), Al Baaqi Khadafi (KPMG Indonesia), dan Amod Dixit (Zensung).
Melalui forum ini, Standard Chartered menegaskan komitmennya untuk terus mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia. Dengan menghubungkan inovasi global dan kebutuhan lokal, bank ini berharap dapat memperkuat ketahanan sistem keuangan serta memberdayakan korporasi dalam mengoptimalkan pengelolaan treasury di era digital.