JAKARTA, COBISNIS.COM - Pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan pinjaman atau utang terus mengalami peningkatan, sementara pengeluaran untuk konsumsi mengalami penurunan.
ata dari Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode Mei 2024 menunjukkan bahwa proporsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membayar cicilan mencapai 10,3 persen, naik dari 9,7 persen pada bulan sebelumnya.
Selain itu, pengeluaran masyarakat untuk tabungan juga menunjukkan penurunan.
Porsi pengeluaran untuk tabungan tercatat sebesar 16,6 persen pada Mei 2024, lebih rendah dibandingkan 16,7 persen pada bulan sebelumnya.
Di saat yang sama, pengeluaran untuk konsumsi juga menurun dari 73,6 persen menjadi 73 persen.
Menurut BI dalam Survei Konsumen yang dikutip pada Senin (10/6/2024), rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi mengalami sedikit penurunan pada Mei 2024.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, pergerakan proporsi konsumsi terhadap pendapatan bervariasi. Kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta dan Rp 3,1 juta - Rp 4 juta mengalami penurunan masing-masing menjadi 73,1 persen dan 71,8 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta, Rp 4,1 juta - Rp 5 juta, serta lebih dari Rp 5 juta mengalami peningkatan masing-masing menjadi 75 persen, 69,4 persen, dan 66,8 persen.
Di sisi lain, proporsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan sebagian besar kelompok tercatat meningkat. Kenaikan ini dialami oleh kelompok pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta (menjadi 7,3 persen), Rp 2,1 juta - Rp 3 juta (menjadi 10,2 persen), Rp 3,1 juta - Rp 4 juta (menjadi 11,2 persen), dan kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta - Rp 5 juta (menjadi 12,9 persen). Kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta merupakan satu-satunya kelompok yang mencatatkan penurunan rasio pembayaran cicilan pinjaman, turun menjadi 13,9 persen.
Survei BI mengindikasikan bahwa porsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan meningkat pada hampir semua tingkat pengeluaran responden.
ata dari Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode Mei 2024 menunjukkan bahwa proporsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk membayar cicilan mencapai 10,3 persen, naik dari 9,7 persen pada bulan sebelumnya.
Selain itu, pengeluaran masyarakat untuk tabungan juga menunjukkan penurunan.
Porsi pengeluaran untuk tabungan tercatat sebesar 16,6 persen pada Mei 2024, lebih rendah dibandingkan 16,7 persen pada bulan sebelumnya.
Di saat yang sama, pengeluaran untuk konsumsi juga menurun dari 73,6 persen menjadi 73 persen.
Menurut BI dalam Survei Konsumen yang dikutip pada Senin (10/6/2024), rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi mengalami sedikit penurunan pada Mei 2024.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, pergerakan proporsi konsumsi terhadap pendapatan bervariasi. Kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta dan Rp 3,1 juta - Rp 4 juta mengalami penurunan masing-masing menjadi 73,1 persen dan 71,8 persen.
Sementara itu, kelompok pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta, Rp 4,1 juta - Rp 5 juta, serta lebih dari Rp 5 juta mengalami peningkatan masing-masing menjadi 75 persen, 69,4 persen, dan 66,8 persen.
Di sisi lain, proporsi pembayaran cicilan pinjaman terhadap pendapatan sebagian besar kelompok tercatat meningkat. Kenaikan ini dialami oleh kelompok pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta (menjadi 7,3 persen), Rp 2,1 juta - Rp 3 juta (menjadi 10,2 persen), Rp 3,1 juta - Rp 4 juta (menjadi 11,2 persen), dan kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta - Rp 5 juta (menjadi 12,9 persen). Kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta merupakan satu-satunya kelompok yang mencatatkan penurunan rasio pembayaran cicilan pinjaman, turun menjadi 13,9 persen.
Survei BI mengindikasikan bahwa porsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan meningkat pada hampir semua tingkat pengeluaran responden.