Jamkrindo

Tas Mini, Loafers, hingga Aksesori Besar Jadi Tren Mode Eropa 2025

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 01 Oct 2025, 05:09 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Industri fashion Eropa sepanjang 2025 diwarnai dengan sejumlah tren baru yang langsung menjadi rebutan konsumen. Mulai dari tas mini, loafers, hingga aksesori besar, semua mendapat perhatian luas di pasar mode internasional.

Produk tas mini mendominasi panggung fashion Eropa tahun ini. Ukurannya yang kecil bahkan lebih mungil dari telepon genggam membuatnya lebih mirip aksesori daripada tas fungsional. Brand seperti Jacquemus, Bottega Veneta, hingga Prada meraup keuntungan besar dari tren ini.

Selain tas, aksesori dengan desain mencolok juga naik daun. Anting berukuran besar, cincin tebal, hingga kalung rantai chunky jadi pilihan utama konsumen muda. Kehadiran aksesori ini tidak hanya berfungsi estetis, tetapi juga sebagai penanda gaya hidup modern.

Di sektor alas kaki, loafers kembali menjadi primadona setelah sempat tenggelam oleh tren sneakers. Loafers dengan desain klasik dan tambahan hardware modern menjadi favorit pekerja profesional maupun anak muda, memperlihatkan daya tarik lintas generasi.

Sandal bergaya fisherman hingga jelly sandals juga mencatatkan penjualan tinggi. Kedua model ini populer saat musim panas berkat desain praktis dan kenyamanan. Fenomena ini menegaskan bahwa pasar Eropa semakin mengutamakan produk dengan kombinasi gaya dan fungsi.

Produk retro pun kembali mencuri perhatian. Rok lutut, blazer oversized, dan potongan siluet era 1990-an kembali diproduksi ulang oleh berbagai rumah mode ternama. Konsumen Eropa merespons positif tren ini karena memberi nuansa nostalgia yang dikombinasikan dengan sentuhan modern.

Selain itu, tren warna netral dan bahan alami seperti linen dan kulit alternatif semakin banyak dipilih. Kesadaran konsumen terhadap isu keberlanjutan membuat produk slow fashion dengan konsep ramah lingkungan lebih cepat diterima pasar.

Laporan industri menyebutkan permintaan terhadap produk fashion berkelanjutan di Eropa meningkat signifikan sepanjang 2025. Konsumen tidak hanya mencari gaya, tetapi juga transparansi rantai pasok dan dampak lingkungan yang lebih kecil.

Tren ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi sektor fashion Eropa. Brand besar hingga perancang independen sama-sama memanfaatkan momentum untuk memperkuat identitas produk sekaligus memperluas pangsa pasar.

Ke depan, para analis memprediksi kombinasi nostalgia, keberlanjutan, dan daya tarik visual di media sosial akan terus menjadi motor utama fashion Eropa. Hal ini memberi peluang besar bagi brand global untuk ikut merebut perhatian konsumen benua biru.