Jamkrindo

Uang Banyak Belum Tentu Kaya, Kok Bisa?

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 08 Oct 2025, 05:01 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Kekayaan dalam ekonomi tidak selalu berarti memiliki uang tunai banyak. Konsep kaya mencakup uang, aset, dan daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dan gaya hidup.

Dari sisi uang, seseorang dianggap kaya jika memiliki tabungan atau aset finansial besar. Misalnya, individu dengan portofolio investasi senilai Rp10 miliar memiliki cadangan keuangan yang kuat.

Namun kekayaan juga bisa diukur dari daya beli. Seseorang mampu membeli barang dan jasa sesuai kebutuhan atau keinginan, sehingga standar hidupnya lebih tinggi dibanding rata-rata masyarakat sekitarnya.

Aset riil seperti rumah, tanah, saham, atau emas juga menambah ukuran kekayaan. Orang dengan aset besar meski uang tunai terbatas tetap dianggap kaya karena aset bisa dijadikan sumber penghasilan atau dijual.

Kekayaan bersifat relatif. Pendapatan Rp50 juta per bulan mungkin standar di kota besar, tapi di daerah dengan biaya hidup rendah, jumlah yang sama dapat menjadikan seseorang sangat kaya secara daya beli.

Ekonomi modern menekankan keseimbangan antara uang, aset, dan daya beli. Indikator GDP per kapita atau kekayaan bersih dapat mencerminkan distribusi kekayaan masyarakat secara lebih akurat.

Data global menunjukkan ketimpangan kekayaan masih tinggi. Misalnya, 1% orang terkaya di dunia menguasai hampir 50% aset global, menyoroti pentingnya daya beli dan distribusi kekayaan yang lebih merata.

Fokus pada kesejahteraan menjadi penting. Kekayaan yang berarti adalah kemampuan memenuhi kebutuhan hidup secara berkelanjutan, termasuk akses pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup yang layak.

Peran ekonomi juga mendorong inovasi dan produktivitas. Individu kaya atau berdaya beli tinggi bisa menjadi motor pertumbuhan karena konsumsi dan investasi mereka mendorong pasar dan penciptaan lapangan kerja.

Kesimpulannya, kaya dalam ekonomi adalah kombinasi uang, aset, dan daya beli. Indikator ini menentukan kualitas hidup dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi.