JAKARTA, Cobisnis.com – Hujan lebat kembali mengguyur Jalur Gaza dan memicu banjir di sejumlah area pengungsian. Ribuan tenda milik warga Palestina yang kehilangan rumah kini terendam air setinggi 40–50 sentimeter, bahkan beberapa hanyut terbawa arus.
Kondisi ini memperburuk situasi pengungsi yang sebelumnya sudah menghadapi keterbatasan tempat tinggal dan akses dasar. Banyak keluarga kini harus berjuang menghadapi air yang masuk ke tenda, sekaligus cuaca dingin ekstrem yang melanda kawasan tersebut.
PBB menyatakan tengah berupaya menyalurkan perlengkapan musim dingin, termasuk selimut, pakaian hangat, dan peralatan dasar untuk mencegah dampak buruk bagi kesehatan pengungsi. Namun jumlah truk bantuan yang dapat masuk masih sangat terbatas karena pembatasan akses di wilayah Gaza.
Beberapa organisasi kemanusiaan lokal melaporkan kesulitan mendistribusikan bantuan karena kondisi jalan yang terendam dan aliran listrik yang terganggu. Hal ini membuat warga terpaksa bertahan dalam kondisi basah dan dingin, meningkatkan risiko penyakit terkait cuaca.
Banjir juga berdampak pada sanitasi. Air yang masuk ke tenda berpotensi mencemari sumber air minum dan fasilitas kebersihan, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan wabah penyakit menular di antara pengungsi, terutama anak-anak dan lansia.
PBB dan lembaga internasional lainnya menekankan perlunya akses kemanusiaan yang lebih luas. Mereka menyerukan pihak-pihak terkait untuk mempermudah pengiriman bantuan agar kebutuhan dasar pengungsi dapat terpenuhi dengan cepat.
Menurut laporan terbaru, jumlah pengungsi yang terdampak terus bertambah karena hujan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Banyak keluarga terpaksa mengungsi ke tenda yang lebih tinggi atau mencari perlindungan darurat sementara.
Kondisi cuaca ekstrem ini menambah beban psikologis warga yang sudah mengalami trauma akibat kehilangan rumah dan lingkungan tempat tinggal. Para pengungsi menyatakan kekhawatiran mereka akan keselamatan anak-anak dan orang tua dalam kondisi banjir.
Upaya koordinasi internasional sedang dilakukan untuk memastikan distribusi bantuan lebih merata. PBB juga berkomunikasi dengan pemerintah lokal untuk membuka jalur akses yang memungkinkan bantuan tiba tepat waktu ke lokasi terdampak.
Situasi di Gaza menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di wilayah konflik. Banjir dan cuaca dingin ekstrem menuntut perhatian global untuk melindungi warga yang berada dalam kondisi paling rentan.