Jamkrindo

BI: Neraca Pembayaran Indonesia Defisit pada Kuartal I 2025

Oleh Farida Ratnawati pada 23 May 2025, 09:21 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I 2025 mencatat defisit 0,8 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar 157,1 miliar dolar AS

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Ramdan Denny Prakoso menyampaikan defisit transaksi berjalan tetap rendah di tengah perlambatan ekonomi global.

Selain itu, ia mengatakan, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang terkendali di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan I 2025 mencatat defisit 0,8 miliar dolar AS dan posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar 157,1 miliar dolar AS," jelasnya dalam keterangannya, Kamis, 22 Mei.

Denny menyampaikan hal tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Selain itu transaksi berjalan mencatat defisit yang lebih rendah dimana pada kuartal I 2025, transaksi berjalan mencatat defisit 0,2 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB, lebih rendah dibandingkan dengan defisit 1,1 miliar dolar AS atau 0,3 persen dari PDB pada kuartal IV 2024

Denny menyampaikan surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas. Ekspor nonmigas menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas.

Sementara itu, impor nonmigas turun lebih dalam khususnya pada kelompok bahan baku dan penolong.

Di sisi lain, ia menyampaikan defisit neraca jasa meningkat dipengaruhi penurunan surplus jasa perjalanan (travel) sejalan dengan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

"Defisit neraca pendapatan primer juga meningkat dipengaruhi oleh kenaikan pembayaran imbal hasil investasi portofolio," jelasnya.

Selain itu, Denny menyampaikan kinerja transaksi modal dan finansial tetap terkendali di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.

"Investasi langsung tetap membukukan surplus sebagai cerminan dari persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian dan iklim investasi domestik yang tetap terjaga. Investasi portofolio juga meningkat, terutama dipengaruhi aliran masuk modal asing pada surat utang domestik," imbuhnya.

Di sisi lain, Denny menyampaikan, investasi lainnya mencatat defisit dipengaruhi oleh penurunan penarikan pinjaman pemerintah dan swasta serta peningkatan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri dengan perkembangan tersebut, transaksi modal dan finansial pada kuartal I 2025 mencatat defisit 0,3 miliar dolar AS.

Ke depan, Denny menyampaikan Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait, guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

"NPI 2025 diprakirakan tetap sehat ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut dan defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran defisit 0,5 persen sampai dengan 1,3 persen dari PDB," ujarnya.

Denny menyampaikan surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk modal asing sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik yang tetap baik dan imbal hasil investasi yang menarik.