Jamkrindo

Blibli PHK 270 Karyawan, Rugi Rp 1,84 Triliun

Oleh Iwan Supriyatna pada 04 Nov 2025, 18:37 WIB

PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) memberikan klarifikasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK).

JAKARTA, Cobisnis.com - PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli (BELI) memberikan klarifikasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan tersebut.

Dalam surat penjelasan tertanggal 4 November 2025, manajemen Blibli memastikan bahwa sebanyak 270 karyawan terdampak dalam proses penyesuaian organisasi yang dilakukan pada Oktober 2025.

Langkah ini, menurut manajemen, diambil setelah pertimbangan mendalam untuk memastikan perusahaan dapat beroperasi lebih efektif dan efisien, serta menjaga pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.

“Penyesuaian organisasi ini dilakukan agar Perseroan memiliki fondasi yang lebih kuat dalam menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” tulis Blibli dalam keterangannya kepada BEI, Selasa (4/11/2025).

Blibli menjelaskan bahwa proses penyesuaian organisasi telah dimulai dan selesai pada Oktober 2025, serta bersifat permanen tanpa skema relokasi atau pengalihan ke status kontrak.

Seluruh karyawan yang terdampak, kata perusahaan, telah menerima paket kompensasi yang sesuai bahkan melebihi ketentuan undang-undang ketenagakerjaan di Indonesia.

Manajemen menegaskan bahwa PHK tersebut merupakan bagian dari strategi efisiensi biaya operasional, sejalan dengan berbagai langkah penghematan lain yang tengah dan akan dijalankan perusahaan.

Meski demikian, Blibli memastikan bahwa operasional harian tetap berjalan normal, termasuk layanan pengiriman, dukungan untuk penjual (seller support), pemeliharaan sistem IT, dan layanan pelanggan lainnya.

Dalam laporan keuangan konsolidasian per 30 September 2025, Blibli mencatat kenaikan pendapatan sebesar 25,6%. Namun, perusahaan masih membukukan kerugian bersih Rp1,84 triliun.

Blibli menyebut bahwa biaya diskon, pemasaran, dan beban operasional lainnya menjadi penyebab utama kerugian, selain komponen beban gaji.

Menghadapi kondisi tersebut, Blibli menyusun sejumlah strategi di tengah proses restrukturisasi, antara lain:

Mendorong inovasi berkelanjutan agar tetap kompetitif di pasar digital.

Fokus pada kategori produk strategis dengan marjin lebih baik.

Percepatan ekspansi omnichannel untuk memperkuat sinergi antarunit bisnis.

Pemanfaatan teknologi dan otomatisasi guna meningkatkan efisiensi operasional.

Dalam rencana jangka menengah dan panjang, perusahaan juga akan mengoptimalkan bauran produk, memperkuat kemitraan dengan pemegang merek, serta memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memperdalam pemahaman terhadap pelanggan dan meningkatkan efektivitas pemasaran.

Blibli menegaskan bahwa langkah efisiensi ini tidak menimbulkan dampak material terhadap aspek hukum maupun keuangan perusahaan, selain dari biaya kompensasi karyawan.

Sebaliknya, manajemen percaya penyesuaian organisasi ini akan menurunkan beban operasional dan memperkuat kinerja keuangan ke depan.

Terkait rencana aksi korporasi, Blibli menyatakan akan melaksanakan program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Hingga saat ini, perusahaan menyebut tidak ada kejadian material lain yang dapat memengaruhi kelangsungan bisnis maupun harga saham.

“Dengan basis beban operasional yang lebih rendah, kami yakin langkah efisiensi ini akan berdampak positif terhadap kinerja dan profitabilitas Perseroan di masa depan,” tutup manajemen Blibli.