Jamkrindo

Tarif, TACO dan Dolar: Pasar Global Dalam Setahun Pemerintahan Trump 2.0

Oleh Zahra Zahwa pada 04 Nov 2025, 18:16 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Dalam setahun sejak Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat, pasar keuangan global harus menghadapi guncangan kebijakan, ketidakpastian tinggi, dan volatilitas ekstrem. Saham, emas, dan kripto semuanya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Setelah mengalahkan rival Demokratnya, Kamala Harris, pada 5 November 2024, nilai dolar AS melonjak bersama saham dan bitcoin, sementara imbal hasil obligasi naik karena investor memperkirakan tekanan besar pada keuangan Amerika. Sejak itu, pemerintahan Trump telah membuat berbagai kesepakatan dagang sekaligus mengguncang rantai pasok global dan diplomasi internasional pascaperang.

Investor kini belajar menghadapi ketidakpastian khas Trump yang dikenal gemar mengancam lalu mundur. Fenomena ini bahkan dijuluki “TACO trade” atau singkatan dari Trump Always Chickens Out, dan menjadi strategi populer di kalangan pelaku pasar.

Dolar Dan Aset Global
Dolar mencerminkan reaksi dunia terhadap kebijakan Trump yang tak terduga. Mata uang itu sempat melonjak usai pemilu, namun sejak saat itu turun 4%. Kebijakan tarif dan ketidakpastian dampaknya membuat investor mencari alternatif. Sementara itu, sikap Trump yang pro-kripto mendorong harga bitcoin ke rekor tertinggi di $125.835,92 pada Oktober. Ketegangan geopolitik dan tarif dagang juga mendongkrak harga emas ke $4.381 per ons, rekor tertinggi baru.

Meski begitu, dolar tetap menjadi pilihan utama investor ketika pasar bergejolak. “Dolar ibarat kemeja kotor yang paling bersih,” ujar Piotr Matys, analis senior di In Touch Capital Markets.

Saham Dan AI Dorong Rebound
Pasar saham global mencatat rekor tertinggi tahun ini, ditopang euforia kecerdasan buatan (AI) dan prospek penurunan suku bunga. Pengumuman tarif besar Trump pada 2 April sempat membuat indeks MSCI World anjlok 10%, namun kemudian pulih dan naik lebih dari 20% sejak Pemilu. Indeks S&P 500 juga naik 17%, didorong oleh “demam AI”. Di Eropa, saham pertahanan memimpin kenaikan seiring tekanan Trump agar negara-negara NATO memperkuat keamanan mereka.

Tesla Dan Politik Musk
Hubungan Trump dan Elon Musk juga memengaruhi saham Tesla. Musk menyumbang lebih dari $250 juta untuk kampanye Trump dan ikut berkampanye, membuat saham Tesla sempat melonjak dua kali lipat hingga mencapai rekor $488,5. Namun, setelah Musk memimpin pembentukan Department of Government Efficiency (DOGE), loyalitas merek Tesla menurun, dan penjualan menurun dua kuartal berturut-turut. Saham Tesla sempat anjlok sebelum rebound ketika hubungan keduanya memburuk pada Mei.

Obligasi Dan Defisit Naik
Imbal hasil obligasi global melonjak karena kekhawatiran terhadap pembiayaan defisit AS. RUU pajak besar Trump yang disahkan pada Juli diperkirakan menambah defisit federal hingga $3,8 triliun dalam 10 tahun. Meskipun The Fed memangkas suku bunga, yield obligasi 30 tahun AS naik ke 4,66%, sementara yield Jepang, Prancis, dan Jerman juga naik tajam.

Perdagangan Global Dalam Keseimbangan Baru
Fokus utama Trump tetap pada neraca perdagangan AS. Ia menilai Amerika dirugikan dan menjadikan tarif sebagai solusi. Meski meningkatkan biaya bisnis, kebijakan itu berhasil memangkas defisit perdagangan menjadi $60,2 miliar pada Juni—terendah dalam dua tahun dan defisit dengan China turun 70% dalam lima bulan. Menurut analis Swissquote, Ipek Ozkardeskaya, perang dagang kali ini justru lebih merugikan Eropa dibandingkan China.