Jamkrindo

Harta Djaya Karya (MEJA) Klarifikasi Perbedaan Transaksi dan Bocorkan Progres Akuisisi oleh Triple B

Oleh Iwan Supriyatna pada 04 Nov 2025, 19:07 WIB

PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) memberikan klarifikasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi surat No. S-12506/BEI.PP3/10-2025 tanggal 31 Oktober 2025

JAKARTA, Cobisnis.com - PT Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) memberikan klarifikasi resmi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) menanggapi surat No. S-12506/BEI.PP3/10-2025 tanggal 31 Oktober 2025 terkait permintaan penjelasan lanjutan atas transaksi pembelian saham sejumlah entitas asosiasi serta perkembangan proses pengambilalihan oleh Triple B sebagai calon pemegang saham pengendali.

Dalam surat tanggapan yang disampaikan kepada BEI, manajemen MEJA menjelaskan bahwa seluruh transaksi pembayaran kepada pihak-pihak terkait dilakukan sesuai arahan dari para penjual saham, tanpa ada perubahan terhadap nilai keseluruhan transaksi yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli saham.

Klarifikasi Soal Perbedaan Nilai Pembayaran Saham

BEI sebelumnya menyoroti adanya perbedaan antara jumlah uang yang diterima masing-masing pihak dengan perubahan kepemilikan saham di sejumlah perusahaan asosiasi seperti PT Niat Djadi Atlet (NDA), PT Semitra Vana Persada (SVP), dan PT Anagatha Djaya Artha (ADA).

Manajemen MEJA menegaskan bahwa perbedaan tersebut terjadi karena adanya hubungan utang-piutang antara para penjual saham, yang mengakibatkan sebagian dana dialihkan kepada pihak lain atas permintaan penjual.

“Perseroan hanya melaksanakan pembayaran sesuai dengan arahan para penjual saham tanpa mengubah nilai transaksi keseluruhan,” tulis manajemen MEJA dalam surat klarifikasinya kepada BEI.

Sebagai contoh, dalam transaksi pembelian saham PT Niat Djadi Atlet (NDA) senilai Rp4,8 miliar dari Lutfi Trisetiawan, MEJA menjelaskan bahwa pembayaran telah dilakukan penuh, yakni Rp2,67 miliar secara langsung kepada Lutfi dan Rp2,13 miliar melalui PT NDA sebagaimana diarahkan oleh penjual.

Hal serupa juga terjadi dalam pembelian saham PT Semitra Vana Persada (SVP) dan PT Anagatha Djaya Artha (ADA), di mana terdapat pengalihan sebagian dana antara pihak Lutfi Trisetiawan dan Habibah Jannah karena hubungan utang-piutang di antara mereka.

MEJA Manfaatkan Momentum Akuisisi untuk Ekspansi Bisnis

Selain menjawab klarifikasi terkait transaksi, MEJA juga memaparkan strategi bisnis dalam memanfaatkan momentum pengambilalihan yang sedang berlangsung.Manajemen menyebut, langkah ini merupakan bagian dari strategi percepatan pertumbuhan usaha dan penguatan posisi di industri kontraktor interior nasional yang semakin kompetitif.

Perseroan berencana memperluas segmen pasar melalui layanan end-to-end yang mencakup perencanaan desain, pengadaan material, hingga penyelesaian proyek secara terpadu. MEJA akan memperluas jangkauan ke sektor hospitality, fasilitas publik, ritel modern, pendidikan, dan kesehatan.

“Kami juga akan memperkuat posisi di segmen corporate branding interior serta mengembangkan konsep ramah lingkungan (green interior) yang mendukung efisiensi energi dan keberlanjutan,” ujar manajemen.

Di bidang inovasi, MEJA mulai menerapkan sistem manajemen proyek berbasis digital serta berencana mengimplementasikan Building Information Modeling (BIM) dan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mendukung konsep smart building.Perseroan juga akan memperkuat rantai pasok melalui sistem digital supply chain management dan mendorong penggunaan material ramah lingkungan.

Triple B Siapkan Dukungan Strategis

Sebagai calon pemegang saham pengendali, Triple B disebut memberikan dukungan menyeluruh kepada MEJA, baik dari sisi keuangan, operasional, maupun tata kelola perusahaan.

Dari sisi finansial, Triple B berkomitmen memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan likuiditas untuk mendukung ekspansi proyek serta transformasi digital.Dari sisi operasional, Triple B akan memberikan akses jejaring bisnis yang luas di sektor konstruksi dan desain interior, termasuk kolaborasi dengan mitra strategis di bawah naungan grup Triple B.

“Dukungan Triple B tidak hanya bersifat finansial, tetapi juga mencakup transfer pengetahuan, peningkatan kapasitas organisasi, dan optimalisasi sinergi bisnis jangka panjang,” kata manajemen.

Triple B juga berkomitmen mendorong penerapan Good Corporate Governance (GCG) melalui sistem pelaporan digital, peningkatan efektivitas dewan dan komite audit, serta pengawasan internal berbasis compliance monitoring system.

Progres Akuisisi Triple B: Target Rampung Awal 2026

Dalam surat tanggapan yang sama, MEJA mengungkapkan bahwa proses pengambilalihan oleh Triple B saat ini masih dalam tahap uji tuntas (due diligence) yang diperkirakan selesai akhir November 2025.

Setelah tahap tersebut, proses akan dilanjutkan dengan negosiasi pada Desember 2025, dan penandatanganan perjanjian jual beli saham serta pembayaran ditargetkan selesai akhir Januari 2026.

“Proses due diligence mencakup aspek legal, keuangan, dan operasional. Tahap berikutnya adalah pembahasan temuan, mitigasi risiko, dan kesepakatan pembayaran saham,” jelas manajemen MEJA.

Penutup

Klarifikasi ini menjadi bagian dari upaya MEJA menjaga transparansi kepada regulator dan investor di tengah proses akuisisi strategis oleh Triple B.Apabila seluruh tahapan dapat diselesaikan sesuai jadwal, MEJA berpotensi memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri desain dan konstruksi interior di Indonesia, dengan dukungan modal, teknologi, dan tata kelola yang lebih solid.