JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan komitmennya memperluas inklusi keuangan syariah melalui inovasi digital. Hal ini disampaikan dalam forum internasional BI-IILM-IFSB-IsDB Joint High-Level Seminar & Investor Forum di Hotel Kempinski, Jakarta, yang juga dihadiri Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti, serta sejumlah tokoh keuangan syariah dunia.
Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menekankan posisi strategis Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar sekaligus kontributor kedua terbesar aset perbankan syariah di Asia-Pasifik. Sejak berdiri pada 2021, BSI berhasil meningkatkan penetrasi pasar perbankan syariah nasional ke kisaran 7–8%, naik dari stagnasi di bawah 5% dalam satu dekade terakhir.
Menurutnya, perubahan perilaku nasabah menjadi faktor penting. Segmen "Universalist" dan "Rationalist", yang menilai bank syariah dari sisi fungsional dan manfaat produk, tumbuh signifikan dari 46,2% pada 2014 menjadi 59,1% pada 2024. “Ini menunjukkan masyarakat kini menuntut layanan syariah yang kompetitif dan modern. Digitalisasi adalah kuncinya,” ujar Anggoro.
BSI pun terus berinovasi melalui aplikasi BYOND by BSI, yang memungkinkan transaksi finansial, sosial, hingga spiritual, serta BEWIZE by BSI untuk transformasi layanan cash management nasabah institusi. Bank syariah terbesar di Indonesia itu juga mendigitalisasi layanan emas dan memperluas akses investasi syariah, termasuk sukuk berkelanjutan ESG senilai Rp8 triliun yang mendapat respons sangat positif.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa inovasi keuangan syariah tidak hanya mengejar profit, tetapi juga membawa misi sosial seperti pendidikan dan kesejahteraan umat. Ia menyoroti lima tantangan utama: produk yang kompetitif, pricing yang adil, digitalisasi layanan, kolaborasi antar lembaga, dan penguatan likuiditas pasar modal.
BSI menyatakan siap menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional melalui digitalisasi, inovasi instrumen keuangan syariah, hingga wakaf linked sukuk. Fokus perusahaan tidak hanya pada perluasan akses, tetapi juga keamanan transaksi, penerapan good corporate governance, serta adaptasi teknologi informasi dan kecerdasan buatan.