JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berkomitmen kuat mendorong optimalisasi zakat dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia sebagai salah satu implementasi program Asta Cita Pemerintah yakni memantapkan sistem pertahanan dan ketahanan nasional dan mendorong kemandirian bangsa melalui ekonomi hijau, salah satunya melalui implementasi zakat hijau.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Anggoro Eko Cahyo (efektif setelah dengan lulus hasil uji fit and proper test OJK) menegaskan dukungan tersebut pada launching Green Zakat Framework di Jakarta, 27 Agustus 2025 bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Hadir pada acara tersebut Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Deputy Resident Representative of UNDP Indonesia Sujala Pant dan Pimpinan Bidang Pengumpulan Badan Amil Zakat Nasional Rizaludin Kurniawan di Kantor Pusat BSI Jakarta.
Green Zakat Framework (Kerangka Kerja Zakat Hijau ) merupakan inovasi dan inisiatif strategis pertama di dunia yang dilahirkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam praktik zakat. Dengan adanya Green Zakat Framework pendayagunaan zakat tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, tetapi juga sebagai alat untuk mendukung kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam saambutannya Anggoro Eko Cahyo mengatakan “BSI dalam menjalankan bisnis dan operasionalnya selalu mengedepankan program- program yang dapat memberikan kemaslahatan bagi ummat serta keberlanjutan, Green Zakat Framework merupakan solusi yang diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih luas antar lembaga dan meningkatkan minat masyarakat untuk berzakat sehingga potensi zakat Indonesia yang mencapai Rp327 triliun dapat dioptimalkan dan tercipta kemaslahatan bagi ummat yang lebih luas,” ujarnya.
Hingga Juni 2025 (unaudited), BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan Rp72,8 Triliun tumbuh 19,3% YOY, yang terdiri dari kategori green financing Rp15,3 Triliun tumbuh 14,5% YOY, dan sosial financing sebesar Rp57,5 Triliun tumbuh 20,6% YOY. Penyaluran green financing didominasi oleh sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, eco efficient, dan energi terbarukan. Selain itu, BSI juga aktif menyalurkan pembiayaan kendaraan Listrik.
Anggoro menegaskan, percepatan pembiayaan berkelanjutan menjadi pendukung bagi tercapainya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini merupakan bagian strategis Bank untuk sebagai agen perubahan dalam bisnis berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, memastikan pertumbuhan ekonomi yang merata, menjaga daya saing nasional, serta memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global.
Program - program berkelanjutan yang dilakukan oleh BSI di antaranya launching green building, program one home one tree untuk setiap pencairan pembiayaan rumah, pembangunan charging station, penggunaan kendaraan listrik untuk operasional.
BSI juga telah menerapkan standar ISO 26000 untuk memenuhi tujuan keberlanjutan pada pilar Sustainable Beyond Banking dan menjadi lead dalam ekosistem ZISWAF untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dari sisi sosial, BSI yang telah mendistribusikan zakat mencapai hampir Rp1 triilun dari zakat korporat dan pegawai juga aktif dalam program pemberdayaan seperti membentuk desa binaan yang ditujukan untuk membantu mengurangi kemiskinan, menghadirkan RVM untuk mendaur ulang botol plastik kemasan air minum, serta program lain untuk kemaslahatan umat.
Dalam acara ini, diselenggarakan juga diskusi panel bertema “Institutionalizing Green Zakat and Green Waqf: Turning Ethical Finance into Environmental Action”. Diskusi menekankan pentingnya transparansi, pengukuran dampak, serta keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan zakat berbasis lingkungan, dengan melibatkan pemerintah, lembaga keagamaan, perbankan syariah, dan masyarakat sipil.
Hingga Mei 2025, perseroan telah menyalurkan zakat sebesar Rp65,6 Miliar year to date. Berbagai fokus bidang penyaluran yaitu Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Kemanusiaan, dan Dakwah/Advokasi dengan total penerima manfaat mencapai 240.075 orang. Saat ini lebih dari 15.700 masyarakat telah terbantu terutama dalam hal program Desa BSI, BSI Scholarship dan Sentra UMKM BSI.
Dengan adanya green zakat ini, perseroan juga terus mengembangkan program pemberdayaan lingkungan dari pemanfaatan zakat. Diantaranya pada program Desa dan Sentra UMKM BSI terdapat kegiatan aksi kepedulian terhadap lingkungan seperti Pemasangan solar panel, pembangunan green house, waste management, pemeliharaan ekosistem lingkungan laut, dan pengelolaan sampah terpadu.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Anggoro Eko Cahyo (efektif setelah dengan lulus hasil uji fit and proper test OJK) menegaskan dukungan tersebut pada launching Green Zakat Framework di Jakarta, 27 Agustus 2025 bersama United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Hadir pada acara tersebut Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Deputy Resident Representative of UNDP Indonesia Sujala Pant dan Pimpinan Bidang Pengumpulan Badan Amil Zakat Nasional Rizaludin Kurniawan di Kantor Pusat BSI Jakarta.
Green Zakat Framework (Kerangka Kerja Zakat Hijau ) merupakan inovasi dan inisiatif strategis pertama di dunia yang dilahirkan untuk mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam praktik zakat. Dengan adanya Green Zakat Framework pendayagunaan zakat tidak hanya berfungsi sebagai instrumen pengentasan kemiskinan, tetapi juga sebagai alat untuk mendukung kelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam saambutannya Anggoro Eko Cahyo mengatakan “BSI dalam menjalankan bisnis dan operasionalnya selalu mengedepankan program- program yang dapat memberikan kemaslahatan bagi ummat serta keberlanjutan, Green Zakat Framework merupakan solusi yang diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang lebih luas antar lembaga dan meningkatkan minat masyarakat untuk berzakat sehingga potensi zakat Indonesia yang mencapai Rp327 triliun dapat dioptimalkan dan tercipta kemaslahatan bagi ummat yang lebih luas,” ujarnya.
Hingga Juni 2025 (unaudited), BSI telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan Rp72,8 Triliun tumbuh 19,3% YOY, yang terdiri dari kategori green financing Rp15,3 Triliun tumbuh 14,5% YOY, dan sosial financing sebesar Rp57,5 Triliun tumbuh 20,6% YOY. Penyaluran green financing didominasi oleh sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan, eco efficient, dan energi terbarukan. Selain itu, BSI juga aktif menyalurkan pembiayaan kendaraan Listrik.
Anggoro menegaskan, percepatan pembiayaan berkelanjutan menjadi pendukung bagi tercapainya pembangunan nasional yang berkelanjutan. Hal ini merupakan bagian strategis Bank untuk sebagai agen perubahan dalam bisnis berkelanjutan, menjaga kelestarian lingkungan, memastikan pertumbuhan ekonomi yang merata, menjaga daya saing nasional, serta memperkuat peran Indonesia dalam menghadapi krisis iklim global.
Program - program berkelanjutan yang dilakukan oleh BSI di antaranya launching green building, program one home one tree untuk setiap pencairan pembiayaan rumah, pembangunan charging station, penggunaan kendaraan listrik untuk operasional.
BSI juga telah menerapkan standar ISO 26000 untuk memenuhi tujuan keberlanjutan pada pilar Sustainable Beyond Banking dan menjadi lead dalam ekosistem ZISWAF untuk pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dari sisi sosial, BSI yang telah mendistribusikan zakat mencapai hampir Rp1 triilun dari zakat korporat dan pegawai juga aktif dalam program pemberdayaan seperti membentuk desa binaan yang ditujukan untuk membantu mengurangi kemiskinan, menghadirkan RVM untuk mendaur ulang botol plastik kemasan air minum, serta program lain untuk kemaslahatan umat.
Dalam acara ini, diselenggarakan juga diskusi panel bertema “Institutionalizing Green Zakat and Green Waqf: Turning Ethical Finance into Environmental Action”. Diskusi menekankan pentingnya transparansi, pengukuran dampak, serta keberlanjutan jangka panjang dalam pengelolaan zakat berbasis lingkungan, dengan melibatkan pemerintah, lembaga keagamaan, perbankan syariah, dan masyarakat sipil.
Hingga Mei 2025, perseroan telah menyalurkan zakat sebesar Rp65,6 Miliar year to date. Berbagai fokus bidang penyaluran yaitu Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Kemanusiaan, dan Dakwah/Advokasi dengan total penerima manfaat mencapai 240.075 orang. Saat ini lebih dari 15.700 masyarakat telah terbantu terutama dalam hal program Desa BSI, BSI Scholarship dan Sentra UMKM BSI.
Dengan adanya green zakat ini, perseroan juga terus mengembangkan program pemberdayaan lingkungan dari pemanfaatan zakat. Diantaranya pada program Desa dan Sentra UMKM BSI terdapat kegiatan aksi kepedulian terhadap lingkungan seperti Pemasangan solar panel, pembangunan green house, waste management, pemeliharaan ekosistem lingkungan laut, dan pengelolaan sampah terpadu.