Jamkrindo

Bukan Sekadar Politik, Ini Alasan Negara Besar Berebut Pengaruh Global

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 23 Oct 2025, 05:09 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Di dunia politik internasional, negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, hingga Uni Eropa rela menggelontorkan dana besar hanya untuk menjaga atau memperluas pengaruhnya di luar wilayah mereka. Persaingan ini gak cuma soal militer, tapi juga ekonomi, teknologi, budaya, dan bahkan opini publik global.

Tujuan utamanya sederhana: dominasi. Siapa yang paling berpengaruh, dia yang paling bisa mengatur arah dunia. Pengaruh ini bisa berbentuk kebijakan ekonomi, jaringan diplomasi, sampai kemampuan menentukan harga energi atau nilai tukar global.

Amerika Serikat misalnya, mempertahankan pengaruh lewat aliansi militer seperti NATO dan jaringan dolar yang masih jadi mata uang utama dunia. Di sisi lain, Tiongkok memainkan peran lewat kekuatan ekonomi, proyek infrastruktur lintas negara, dan pasar manufakturnya yang masif.

Rusia beda lagi. Negeri itu fokus pada pengaruh geopolitik dan militer, terutama di kawasan bekas Uni Soviet dan Timur Tengah. Bagi mereka, mempertahankan posisi strategis berarti menjaga eksistensi di panggung global.

Uni Eropa mengambil jalur yang lebih halus: diplomasi, perdagangan bebas, dan pengaruh regulasi. Standar mereka di bidang teknologi dan lingkungan, misalnya, sering jadi acuan global tanpa perlu mengerahkan pasukan satu pun.

Meski berbeda cara, semua kekuatan besar punya motivasi sama: memastikan kepentingannya tetap terjamin. Mereka sadar, dunia modern gak bisa dikendalikan hanya dengan senjata — tapi dengan ide, data, dan jaringan global yang saling terhubung.

Itu sebabnya perang pengaruh kini lebih sering terjadi lewat ekonomi dan teknologi. Dari kebijakan ekspor-impor, investasi, sampai media sosial, semua jadi arena baru untuk unjuk kekuatan.

Negara yang punya pengaruh besar juga otomatis punya daya tawar tinggi di forum internasional. Mereka bisa menentukan arah negosiasi global, termasuk soal energi, iklim, dan keamanan digital.

Namun, strategi habis-habisan ini gak selalu berdampak positif. Di baliknya, banyak negara kecil yang jadi arena perebutan pengaruh, entah lewat utang, proyek infrastruktur, atau tekanan politik.

Pada akhirnya, dunia akan terus berputar dalam siklus yang sama: negara besar berebut pengaruh, sementara negara kecil berjuang menjaga kedaulatan dan stabilitasnya di tengah tekanan global.