Jamkrindo

Dari Wall Street ke Dunia, Inilah Tragedi Ekonomi Paling Parah Sepanjang Masa

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 03 Nov 2025, 09:02 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – The Great Depression atau Depresi Besar jadi salah satu tragedi ekonomi paling kelam dalam sejarah dunia. Krisis ini dimulai di Amerika Serikat tahun 1929 dan menjalar cepat ke seluruh dunia, bikin jutaan orang kehilangan pekerjaan, rumah, dan masa depan.

Kejatuhan besar itu bermula pada 29 Oktober 1929, hari yang dikenal sebagai Black Tuesday. Bursa saham Wall Street tiba-tiba anjlok parah. Nilai saham perusahaan besar runtuh, dan dalam hitungan hari lebih dari 14 miliar dolar AS lenyap dari pasar.

Masyarakat panik. Banyak investor kehilangan seluruh tabungannya, bank-bank gulung tikar, dan ekonomi AS seolah mati mendadak. Orang-orang antre panjang di depan dapur umum hanya untuk semangkuk sup gratis.

Krisis ini bukan cuma masalah Amerika. Karena ekonomi dunia waktu itu saling terhubung lewat perdagangan, efek domino langsung terasa di Eropa dan Asia. Produksi industri global turun lebih dari 50 persen, sementara perdagangan internasional ambruk.

Tingkat pengangguran di Amerika melonjak sampai 25 persen. Sekitar 15 juta orang kehilangan pekerjaan, banyak keluarga kehilangan rumah, dan ribuan petani bangkrut karena harga hasil panen jatuh drastis.

Di tengah kekacauan itu, kepercayaan terhadap sistem kapitalisme goyah. Orang mulai ragu pada ekonomi pasar bebas yang sebelumnya dianggap paling hebat. Pemerintah Amerika akhirnya sadar, mereka harus turun tangan langsung menyelamatkan rakyat.

Tahun 1933, Presiden Franklin D. Roosevelt meluncurkan program besar bernama The New Deal. Pemerintah mulai menciptakan jutaan lapangan kerja lewat proyek infrastruktur, membangun jembatan, jalan, dan bendungan. Bank diawasi ketat, pasar saham diatur ulang, dan jaminan sosial pertama kali diterapkan.

Kebijakan ini jadi titik balik penting. Dunia belajar bahwa ekonomi tidak bisa dibiarkan berjalan tanpa kendali. Negara punya peran besar dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan masyarakat.

Dampak krisis ini meluas ke ranah politik. Di Eropa, tekanan ekonomi memunculkan ideologi ekstrem seperti fasisme dan nazisme, yang akhirnya ikut memicu Perang Dunia II. Dari satu kejatuhan ekonomi, dunia terseret ke konflik global.

The Great Depression berakhir perlahan di akhir 1930-an, tapi jejaknya masih terasa sampai sekarang. Banyak kebijakan ekonomi modern, dari stimulus fiskal sampai peran bank sentral, lahir dari pelajaran masa kelam itu. Dunia belajar dengan cara paling mahal: lewat penderitaan jutaan orang.