JAKARTA, Cobisnis.com - Di tengah sengitnya persaingan hidup di Jakarta, berbagai profesi ditekuni demi menyambung hidup. Salah satunya adalah Dian Puspa Sari, seorang ibu rumah tangga berusia 37 tahun yang berprofesi sebagai pengemudi taksi demi menafkahi ketujuh anaknya.
Meski tanpa latar belakang pendidikan tinggi atau pengalaman kerja kantoran, Dian tidak menyerah pada keadaan. Kini, ia juga dikenal sebagai konten kreator dengan lebih dari 48 ribu pengikut di Instagram. Melalui platform tersebut, ia rutin membagikan kesehariannya dalam bekerja, berolahraga, dan membesarkan anak-anaknya.
"Awalnya saya tidak punya siapa pun untuk menafkahi, jadi harus mencari uang. Saya butuh pekerjaan yang fleksibel, tidak terpaku jam sembilan pagi sampai lima sore, dan masih bisa mengawasi anak-anak," ujar Dian dalam acara "Selamat Pagi Indonesia" di salah satu stasiun televisi pada Senin, 21 April 2025. "Terlintas untuk menjadi sopir taksi karena di bawah naungan perusahaan dan berseragam. Saya takut jika tidak berseragam. Saya berpikir mungkin di bawah perusahaan besar saya lebih aman dari risiko pelecehan seksual."
Dian mengisahkan, pada awalnya, kemampuannya sempat diragukan oleh pihak perusahaan karena ia memiliki tujuh anak. Namun, ia berhasil meyakinkan perusahaan untuk menerimanya sebagai karyawan.
"Proses pendaftaran saya langsung mendatangi pool terdekat. Prosedurnya mudah. Tapi saat mereka melihat latar belakang saya, mungkin ragu karena anaknya ada tujuh. Mereka berusaha menjelaskan bahwa pekerjaan ini memiliki waktu yang tentatif, jadi bagaimana saya membagi waktu dengan anak-anak?" katanya.
"Saya pun menjelaskan bahwa anak-anak saya semua menjalani homeschooling. Jadi saya tidak perlu mengantar jemput anak-anak di sekolah. Sepertinya saya bisa berkomitmen," imbuhnya.
Dian menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal dunia beberapa waktu lalu. Ia sempat merintis usaha di bidang kecantikan, namun usahanya meredup.
"Jadi saya berpikir harus cepat mengambil keputusan tanpa berpikir panjang, saya langsung melamar jadi sopir taksi. Saat saya lihat latar belakang perusahaan ini didirikan oleh ibu tunggal juga, sama seperti saya. Saya tersentuh," tuturnya.
Dian mengaku sangat bahagia selama satu tahun bekerja sebagai sopir taksi. Ia senang bertemu orang baru dan menikmati percakapan dengan para pekerja korporat, yang merupakan segmen pasar utama dari perusahaan taksinya.
"Saya senang sekali mengobrol dengan para penumpang saya. Mereka kan pekerja korporat, mereka berpendidikan, sangat sopan dan baik. Bahkan saya bosan ketika libur," pungkasnya.