JAKARTA, Cobisnis.com – Maskapai pelat merah Garuda Indonesia kembali mendapat dorongan baru untuk memperkuat kinerja keuangannya. Danantara Indonesia, perusahaan pengelola aset milik negara, resmi menyalurkan suntikan modal kepada Garuda guna memperkuat struktur permodalan dan mendukung rencana ekspansi jangka menengah.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah mempercepat pemulihan industri penerbangan nasional yang terpukul akibat pandemi COVID-19. Garuda yang sempat berada di ambang krisis kini menunjukkan tren perbaikan kinerja, seiring restrukturisasi utang dan optimalisasi armada yang dilakukan sejak 2022.
Suntikan modal tersebut dinilai strategis karena akan memperkuat likuiditas Garuda dalam menghadapi biaya operasional yang terus meningkat, terutama akibat fluktuasi harga avtur dan kurs dolar AS. Dengan tambahan modal ini, Garuda diharapkan mampu menjaga keberlanjutan layanan tanpa harus bergantung pada dukungan fiskal langsung dari pemerintah.
Menurut sumber di lingkungan Kementerian BUMN, Danantara Indonesia menempatkan dana investasi sebagai bentuk penyertaan modal negara tidak langsung. Skema ini memungkinkan perusahaan negara memperoleh tambahan modal tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain memperkuat sisi keuangan, suntikan ini juga menjadi sinyal positif bagi investor dan kreditur Garuda. Keberadaan Danantara sebagai pengelola aset BUMN menunjukkan adanya komitmen pemerintah untuk menjaga reputasi maskapai nasional agar tetap kredibel di mata pasar internasional.
Di sisi lain, Garuda juga tengah menyiapkan strategi ekspansi rute internasional dan domestik dengan pendekatan efisiensi biaya. Fokusnya adalah memaksimalkan rute yang memiliki tingkat keterisian tinggi serta menjajaki kerja sama baru dengan maskapai regional di Asia Pasifik.
Sebelumnya, Garuda telah berhasil menekan beban utang melalui restrukturisasi senilai miliaran dolar AS. Hasilnya, beban bunga turun signifikan dan arus kas perusahaan mulai kembali positif sejak kuartal kedua 2024. Kinerja tersebut menjadi dasar bagi Danantara untuk masuk sebagai mitra strategis.
Langkah Danantara ini juga mencerminkan kebijakan pemerintah yang ingin memperkuat sinergi antar-BUMN. Sektor penerbangan dipandang vital karena memiliki efek berganda terhadap ekonomi, terutama di sektor pariwisata, perdagangan, dan mobilitas tenaga kerja.
Secara makroekonomi, penguatan Garuda diharapkan bisa menambah keyakinan pasar terhadap stabilitas industri penerbangan Indonesia. Industri ini berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, terutama melalui sektor jasa transportasi dan pariwisata yang kini kembali tumbuh.
Dengan tambahan modal baru, Garuda Indonesia menargetkan rasio utang terhadap ekuitas turun dan margin keuntungan membaik. Langkah ini akan menjadi landasan penting bagi fase pertumbuhan baru setelah bertahun-tahun mengalami tekanan finansial berat.