Jamkrindo

Gaza Sumbang Dana untuk Korban Bencana Sumatera

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 04 Dec 2025, 04:47 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Warga Gaza, Palestina, tengah menghadapi situasi sulit akibat agresi militer dan blokade, tapi mereka tetap menunjukkan kepedulian luar biasa kepada korban banjir dan tanah longsor di Sumatera, Indonesia.

Mereka berhasil mengumpulkan sekitar Rp16 juta melalui patungan warga setempat, sebagai bentuk dukungan kemanusiaan untuk meringankan beban korban bencana. Aksi ini mencuri perhatian banyak pihak karena dilakukan meski kondisi mereka sendiri sedang tertekan.

Pembina Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (KISPA), Ustaz Ferry Nur, menyatakan, “Rakyat Gaza Palestina, walaupun sedang menderita akibat serangan brutal penjajah Israel, masih memiliki kepedulian dan cinta kepada rakyat Indonesia.”

Jumlah sumbangan yang terkumpul mungkin tidak besar dibanding kebutuhan bencana, namun nilai sosial dan simboliknya sangat besar. Aksi ini menunjukkan bahwa kepedulian dan solidaritas tidak mengenal batas negara atau kondisi sulit.

Selain donasi, warga Gaza juga menyebarkan pesan dukungan moral kepada masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa solidaritas kemanusiaan dapat tumbuh bahkan di tengah krisis berat sekalipun.

Bencana banjir dan longsor di Sumatera telah memengaruhi ribuan rumah dan mengganggu aktivitas ekonomi lokal. Bantuan dari berbagai pihak, termasuk internasional, menjadi penting untuk meringankan dampak sosial dan ekonomi yang timbul.

Aksi warga Gaza ini juga membuka mata banyak pihak tentang hubungan persaudaraan antarbangsa. Solidaritas lintas negara dapat menjadi inspirasi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan global.

KISPA menilai, dukungan seperti ini menjadi bentuk nyata diplomasi kemanusiaan yang tidak memerlukan perjanjian resmi atau negosiasi politik. Kepedulian rakyat biasa pun bisa membuat dampak positif yang luas.

Dalam konteks sosial, aksi warga Gaza menunjukkan bahwa empati dapat muncul dari pengalaman sendiri yang penuh tekanan. Mereka tetap menempatkan kemanusiaan sebagai prioritas meski kondisi hidupnya sulit.

Inisiatif ini diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas internasional lainnya untuk menumbuhkan kepedulian global. Solidaritas tidak harus menunggu kemapanan, tetapi bisa dimulai dari langkah kecil dengan niat tulus.