Jamkrindo

Generasi Tanpa Negara: Potret Pahit Pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar

Oleh Desti Dwi Natasya pada 13 Nov 2025, 15:20 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Asal-usul etnis Rohingya berasal dari wilayah Rakhine, Myanmar. Namun sejak tahun 1982, mereka resmi dicabut kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar. Sejak saat itu, hak-hak dasar mereka dirampas — mulai dari kebebasan bersekolah, bekerja, hingga berpindah desa yang harus disertai izin pemerintah.

Puncak tragedi terjadi pada tahun 2017, ketika ribuan warga Rohingya menjadi korban kekerasan brutal. Desa-desa mereka dibakar, dan banyak yang harus melarikan diri ke Bangladesh. Kini, lebih dari 900.000 orang tinggal di kamp pengungsian Cox’s Bazar, wilayah pengungsian terbesar di dunia.

Di tempat ini, banyak anak-anak Rohingya yang lahir dan tumbuh tanpa pernah mengenal tanah kelahirannya sendiri. Mereka hidup tanpa status kewarganegaraan, tanpa kepastian pendidikan, dan tanpa jaminan masa depan yang jelas. Generasi tanpa negara — yang identitasnya seolah hilang di antara batas-batas politik dunia.

Harapannya, suatu hari nanti dunia tidak lagi melihat mereka sekadar sebagai “pengungsi”, tapi sebagai manusia yang memiliki hak dan martabat yang sama seperti kita.