JAKARTA, COBISNIS.COM - Dalam rangka Hari Anak Sedunia 2024 (20 November), HOYA Indonesia meluncurkan inisiatif Glasses of Hope, sebuah program tanggung jawab sosial (CSR) yang bertujuan memberikan akses kesehatan mata bagi anak-anak kurang mampu.
Program ini dilakukan bekerja sama dengan Perdami SPGR (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi) dan didukung oleh Optik Seis.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mata anak-anak Indonesia, dengan menurunkan angka gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, khususnya bagi mereka yang kurang mampu dan memerlukan bantuan. Berdasarkan data dari WHO, gangguan refraksi seperti miopia (rabun jauh atau mata minus) merupakan salah satu tantangan kesehatan yang meningkat pesat, khususnya di kalangan anak-anak usia sekolah. Hal ini sering kali menjadi penghalang utama bagi anak-anak dalam proses belajar di Sekolah.
HOYA percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan penglihatan yang jelas untuk mendukung potensi akademis dan sosial mereka. Glasses of Hope hadir sebagai solusi untuk memberikan edukasi, pemeriksaan mata gratis, dan donasi kacamata bagi anak-anak yang memerlukan, agar mereka dapat melihat dengan jelas dan meraih masa depan yang lebih baik.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, HOYA juga melibatkan konsumen melalui kampanye donasi: setiap pembelian lensa MiYOSMART selama bulan November 2024, konsumen turut berkontribusi dalam penyediaan kacamata bagi anak-anak kurang mampu. Lensa MiYOSMART sendiri merupakan produk inovatif HOYA yang telah terbukti secara klinis efektif menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak.
Nihla Azkiya selaku Marketing Asst. Manager HOYA Indonesia mengatakan “Glasses of Hope, adalah upaya dan bukti komitmen kami untuk menciptakan masa depan yang lebih baik lagi bagi anak-anak Indonesia. Program ini lebih dari sekadar menyediakan kacamata; ini adalah langkah nyata untuk memenuhi kebutuhan mendasar yang dapat membentuk masa depan seorang anak”.
Ketua Perdami SPGR, Dr. dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, menekankan pentingnya akses kesehatan mata bagi anak-anak. “Kami berharap program ini menjadi langkah awal yang mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan pencegahan dan kontrol miopia. Glasses of Hope adalah solusi nyata yang menjawab kebutuhan tersebut.”
Ketua Vision Project Perdami SPGR, dr Kianti Raisa Darusman SpM(K) menambahkan, “Dari perspektif kami sebagai dokter spesialis mata anak, saya ingin mengajak semua pihak untuk bertindak segera dalam pencegahan dan kontrol miopia, serta mendukung program Glasses of Hope agar inisiatif ini berkelanjutan, bukan hanya sebagai masalah kesehatan mata anak, tapi juga sebagai masalah sosial, pendidikan, dan potensi menjadi SDM berkualitas di Indonesia."
Gangguan penglihatan seperti refraksi yang tidak terkoreksi dapat berdampak negatif pada proses belajar anak di sekolah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi prestasi akademik dan aspek lain di kehidupannya. Hal ini tidak hanya memengaruhi kemampuan akademik, tetapi juga perkembangan sosial dan kepercayaan diri mereka. Sayangnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan mata anak di Indonesia masih rendah, sehingga inisiatif ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan isu ini.
Budy Buntaram, Direktur Optik Seis, turut menyampaikan kebanggaannya atas kontribusi Optik Seis dalam program ini. “Dalam kegiatan serupa, Optik Seis menemukan bahwa 30-50% anak yang diperiksa memiliki masalah penglihatan. Karena itu, kami terus menghimbau pentingnya menjaga kesehatan mata dengan memeriksakan mata secara rutin sejak dini, minimal satu kali dalam setahun,” tambahnya.
Melalui kolaborasi dengan Perdami SPGR dan Optik Seis, serta partisipasi aktif konsumen HOYA, Glasses of Hope memastikan pemeriksaan mata dilakukan secara profesional dan bantuan kacamata diberikan secara tepat sasaran. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk mengurangi angka gangguan refraksi khususnya yang tidak terkoreksi pada anak-anak Indonesia dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah.
Program ini dilakukan bekerja sama dengan Perdami SPGR (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia, Seksi Penanggulangan Gangguan Refraksi) dan didukung oleh Optik Seis.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mata anak-anak Indonesia, dengan menurunkan angka gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, khususnya bagi mereka yang kurang mampu dan memerlukan bantuan. Berdasarkan data dari WHO, gangguan refraksi seperti miopia (rabun jauh atau mata minus) merupakan salah satu tantangan kesehatan yang meningkat pesat, khususnya di kalangan anak-anak usia sekolah. Hal ini sering kali menjadi penghalang utama bagi anak-anak dalam proses belajar di Sekolah.
HOYA percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan penglihatan yang jelas untuk mendukung potensi akademis dan sosial mereka. Glasses of Hope hadir sebagai solusi untuk memberikan edukasi, pemeriksaan mata gratis, dan donasi kacamata bagi anak-anak yang memerlukan, agar mereka dapat melihat dengan jelas dan meraih masa depan yang lebih baik.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, HOYA juga melibatkan konsumen melalui kampanye donasi: setiap pembelian lensa MiYOSMART selama bulan November 2024, konsumen turut berkontribusi dalam penyediaan kacamata bagi anak-anak kurang mampu. Lensa MiYOSMART sendiri merupakan produk inovatif HOYA yang telah terbukti secara klinis efektif menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak.
Nihla Azkiya selaku Marketing Asst. Manager HOYA Indonesia mengatakan “Glasses of Hope, adalah upaya dan bukti komitmen kami untuk menciptakan masa depan yang lebih baik lagi bagi anak-anak Indonesia. Program ini lebih dari sekadar menyediakan kacamata; ini adalah langkah nyata untuk memenuhi kebutuhan mendasar yang dapat membentuk masa depan seorang anak”.
Ketua Perdami SPGR, Dr. dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, menekankan pentingnya akses kesehatan mata bagi anak-anak. “Kami berharap program ini menjadi langkah awal yang mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan pencegahan dan kontrol miopia. Glasses of Hope adalah solusi nyata yang menjawab kebutuhan tersebut.”
Ketua Vision Project Perdami SPGR, dr Kianti Raisa Darusman SpM(K) menambahkan, “Dari perspektif kami sebagai dokter spesialis mata anak, saya ingin mengajak semua pihak untuk bertindak segera dalam pencegahan dan kontrol miopia, serta mendukung program Glasses of Hope agar inisiatif ini berkelanjutan, bukan hanya sebagai masalah kesehatan mata anak, tapi juga sebagai masalah sosial, pendidikan, dan potensi menjadi SDM berkualitas di Indonesia."
Gangguan penglihatan seperti refraksi yang tidak terkoreksi dapat berdampak negatif pada proses belajar anak di sekolah, yang pada akhirnya dapat memengaruhi prestasi akademik dan aspek lain di kehidupannya. Hal ini tidak hanya memengaruhi kemampuan akademik, tetapi juga perkembangan sosial dan kepercayaan diri mereka. Sayangnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan mata anak di Indonesia masih rendah, sehingga inisiatif ini diharapkan dapat membuka mata masyarakat akan isu ini.
Budy Buntaram, Direktur Optik Seis, turut menyampaikan kebanggaannya atas kontribusi Optik Seis dalam program ini. “Dalam kegiatan serupa, Optik Seis menemukan bahwa 30-50% anak yang diperiksa memiliki masalah penglihatan. Karena itu, kami terus menghimbau pentingnya menjaga kesehatan mata dengan memeriksakan mata secara rutin sejak dini, minimal satu kali dalam setahun,” tambahnya.
Melalui kolaborasi dengan Perdami SPGR dan Optik Seis, serta partisipasi aktif konsumen HOYA, Glasses of Hope memastikan pemeriksaan mata dilakukan secara profesional dan bantuan kacamata diberikan secara tepat sasaran. Inisiatif ini diharapkan menjadi langkah nyata untuk mengurangi angka gangguan refraksi khususnya yang tidak terkoreksi pada anak-anak Indonesia dan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah.