JAKARTA, COBISNIS.COM - Bitcoin mencetak rekor tertinggi baru atau All-Time High (ATH) dengan nilai 94.000 dollar AS (Rp 1,46 miliar) pada 20 November 2024 pukul 02.00 dini hari. Saat ini, harga Bitcoin turun sedikit ke kisaran 92.000 dollar AS (Rp 1,43 miliar), dengan dominasi pasar sebesar 59,35 persen menurut Coinmarketcap. Kapitalisasi pasarnya kini melampaui entitas besar seperti Meta, perak, dan Saudi Aramco.
Prediksi Jan van Eck dan Kapitalisasi Pasar CEO VanEck, Jan van Eck, memperkirakan kapitalisasi pasar Bitcoin dapat mencapai setengah dari kapitalisasi pasar emas. Dengan kapitalisasi saat ini sebesar 1,8 triliun dollar AS (Rp 27.900 triliun) dan emas sebesar 17,6 triliun dollar AS (Rp 273.600 triliun), ia memproyeksikan nilai Bitcoin akan mencapai 8,8 triliun dollar AS (Rp 136.800 triliun), lima kali lebih tinggi dari saat ini.
Optimisme Pelaku Industri Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, menyoroti optimisme para pelaku industri terhadap Bitcoin. Ia mengutip Michael Saylor, CEO MicroStrategy, yang memprediksi Bitcoin akan menyentuh 100.000 dollar AS (Rp 1,55 miliar) sebelum akhir tahun, didukung oleh prospek regulasi kripto yang lebih jelas di AS.
Dukungan Kebijakan The Fed Kebijakan Federal Reserve (The Fed) di bawah Jerome Powell juga menjadi pendorong sentimen positif. Meskipun masih ada ketidakpastian, investor berharap suku bunga akan diturunkan pada pertemuan FOMC Desember mendatang, yang dapat mendorong pertumbuhan sektor kripto lebih lanjut.
Fase Price Discovery Bitcoin Bitcoin saat ini berada dalam fase price discovery, mencari keseimbangan setelah mencetak rekor baru. Menurut Fahmi, keputusan investor jangka panjang untuk menjual atau mempertahankan aset menjadi faktor penentu reli lebih lanjut.
Investor Jangka Panjang vs Jangka Pendek Data IntoTheBlock menunjukkan investor jangka pendek yang memegang Bitcoin selama 3-6 bulan masih mempertahankan asetnya, sementara beberapa investor jangka panjang mulai melakukan profit taking. Komposisi pemegang jangka pendek berada di angka 36,12 persen, lebih rendah dibandingkan puncak November 2021.
Indikator Euforia Bitcoin Indikator dari CryptoQuant menunjukkan dua kemungkinan: puncak reli saat ini atau awal reli parabolik yang lebih besar. Fahmi menekankan pentingnya riset mendalam sebelum investor membuat keputusan di tengah dinamika pasar seperti ini.
Peran Reku dalam Literasi Investasi Reku, platform investasi yang menyediakan lebih dari 800 aset global termasuk kripto dan saham AS, juga turut berkontribusi meningkatkan literasi investasi di Indonesia. Platform ini memiliki lebih dari 1 juta pengguna dan beroperasi sesuai regulasi BAPPEBTI, JFX, dan KBI.
Dukungan Teknologi dan Transformasi Finansial Lonjakan nilai Bitcoin menunjukkan semakin kuatnya peran teknologi dalam transformasi finansial global. Bitcoin kini dipandang sebagai aset strategis yang terus menarik perhatian investor institusional dan ritel.
Dengan tren positif ini, Bitcoin terus memantapkan posisinya sebagai aset digital unggulan. Dukungan dari kebijakan moneter, regulasi yang semakin jelas, dan kepercayaan pasar dapat membawa nilai Bitcoin ke level lebih tinggi lagi dalam waktu dekat.
Prediksi Jan van Eck dan Kapitalisasi Pasar CEO VanEck, Jan van Eck, memperkirakan kapitalisasi pasar Bitcoin dapat mencapai setengah dari kapitalisasi pasar emas. Dengan kapitalisasi saat ini sebesar 1,8 triliun dollar AS (Rp 27.900 triliun) dan emas sebesar 17,6 triliun dollar AS (Rp 273.600 triliun), ia memproyeksikan nilai Bitcoin akan mencapai 8,8 triliun dollar AS (Rp 136.800 triliun), lima kali lebih tinggi dari saat ini.
Optimisme Pelaku Industri Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, menyoroti optimisme para pelaku industri terhadap Bitcoin. Ia mengutip Michael Saylor, CEO MicroStrategy, yang memprediksi Bitcoin akan menyentuh 100.000 dollar AS (Rp 1,55 miliar) sebelum akhir tahun, didukung oleh prospek regulasi kripto yang lebih jelas di AS.
Dukungan Kebijakan The Fed Kebijakan Federal Reserve (The Fed) di bawah Jerome Powell juga menjadi pendorong sentimen positif. Meskipun masih ada ketidakpastian, investor berharap suku bunga akan diturunkan pada pertemuan FOMC Desember mendatang, yang dapat mendorong pertumbuhan sektor kripto lebih lanjut.
Fase Price Discovery Bitcoin Bitcoin saat ini berada dalam fase price discovery, mencari keseimbangan setelah mencetak rekor baru. Menurut Fahmi, keputusan investor jangka panjang untuk menjual atau mempertahankan aset menjadi faktor penentu reli lebih lanjut.
Investor Jangka Panjang vs Jangka Pendek Data IntoTheBlock menunjukkan investor jangka pendek yang memegang Bitcoin selama 3-6 bulan masih mempertahankan asetnya, sementara beberapa investor jangka panjang mulai melakukan profit taking. Komposisi pemegang jangka pendek berada di angka 36,12 persen, lebih rendah dibandingkan puncak November 2021.
Indikator Euforia Bitcoin Indikator dari CryptoQuant menunjukkan dua kemungkinan: puncak reli saat ini atau awal reli parabolik yang lebih besar. Fahmi menekankan pentingnya riset mendalam sebelum investor membuat keputusan di tengah dinamika pasar seperti ini.
Peran Reku dalam Literasi Investasi Reku, platform investasi yang menyediakan lebih dari 800 aset global termasuk kripto dan saham AS, juga turut berkontribusi meningkatkan literasi investasi di Indonesia. Platform ini memiliki lebih dari 1 juta pengguna dan beroperasi sesuai regulasi BAPPEBTI, JFX, dan KBI.
Dukungan Teknologi dan Transformasi Finansial Lonjakan nilai Bitcoin menunjukkan semakin kuatnya peran teknologi dalam transformasi finansial global. Bitcoin kini dipandang sebagai aset strategis yang terus menarik perhatian investor institusional dan ritel.
Dengan tren positif ini, Bitcoin terus memantapkan posisinya sebagai aset digital unggulan. Dukungan dari kebijakan moneter, regulasi yang semakin jelas, dan kepercayaan pasar dapat membawa nilai Bitcoin ke level lebih tinggi lagi dalam waktu dekat.