JAKARTA, Cobisnis.com – Saat Eropa porak-poranda oleh dua perang besar, Swiss tetap berdiri damai di tengah kekacauan. Negara kecil di kaki Pegunungan Alpen ini berhasil jaga netralitas dan stabilitasnya, bahkan di saat dunia lagi saling serang.
Netralitas Swiss bukan cuma jargon politik. Status itu diakui secara resmi sejak 1815 lewat Kongres Wina, dan sampai sekarang masih jadi fondasi utama kebijakan luar negeri mereka. Artinya, Swiss nggak boleh ikut perang atau berpihak pada blok militer mana pun.
Posisinya yang diapit banyak negara kuat justru bikin Swiss makin waspada. Mereka sadar netralitas aja nggak cukup, jadi tetap punya sistem pertahanan yang solid. Hampir semua warganya pernah ikut wajib militer, dan negaranya siap kalau tiba-tiba diserang.
Selama Perang Dunia II, Swiss benar-benar diuji. Dikelilingi Jerman Nazi dan Italia Fasis, negara ini bertahan lewat diplomasi cerdas. Mereka jaga hubungan dengan semua pihak tanpa harus tunduk pada siapa pun, strategi yang bikin mereka tetap aman.
Selain diplomasi, ekonomi juga jadi kunci penting. Sistem perbankan Swiss yang netral bikin banyak negara dan individu menitipkan aset mereka di sana. Dari situ, ekonomi Swiss tumbuh pesat, bahkan saat negara lain masih sibuk berperang.
Kepercayaan dunia ke stabilitas Swiss makin besar. Banyak lembaga internasional besar akhirnya berkantor di sana, termasuk Palang Merah Internasional dan PBB untuk wilayah Eropa. Swiss pun dikenal sebagai tempat aman untuk negosiasi dan perdamaian.
Menariknya, di balik kesan damai, Swiss tetap realistis. Selama perang, mereka tetap berdagang hati-hati dengan kedua pihak demi memenuhi kebutuhan rakyatnya. Bagi Swiss, bertahan hidup lebih penting daripada ikut-ikutan politik kekuasaan.
Sikap ini sempat dikritik, tapi terbukti efektif. Swiss berhasil menjaga ekonominya tetap stabil dan rakyatnya aman. Setelah perang usai, negara ini justru muncul sebagai salah satu pusat keuangan paling berpengaruh di dunia.
Kekuatan Swiss bukan di senjata, tapi di kepercayaan dan kredibilitas. Netralitas yang konsisten bikin mereka dihormati semua pihak. Dunia tahu, kalau Swiss bicara damai, itu bukan basa-basi.
Kini, netralitas Swiss jadi contoh nyata bahwa kekuatan sejati nggak harus ditunjukkan lewat perang. Kadang, diam dan stabil justru jadi strategi paling berani.