JAKARTA, Cobisnis.com – Elon Musk kembali mencetak sejarah dengan jadi orang pertama di dunia yang berhasil menembus kekayaan senilai US$500 miliar atau setara sekitar Rp7.500 triliun. Angka fantastis ini tercatat pada awal Oktober 2025 berdasarkan data Forbes.
Capaian tersebut menempatkan Musk jauh di atas daftar miliarder dunia lain, termasuk Bernard Arnault dan Jeff Bezos. Versi Bloomberg pun tak jauh berbeda, mencatat total kekayaannya mencapai US$470 miliar pada periode yang sama.
Kekayaan luar biasa itu sebagian besar berasal dari sahamnya di Tesla dan SpaceX, dua perusahaan raksasa yang jadi tulang punggung bisnis teknologi modern. Musk tercatat masih menguasai sekitar 12 persen saham Tesla dan lebih dari 40 persen kepemilikan di SpaceX.
Kenaikan saham Tesla di tahun 2025 menjadi salah satu pendorong utama lonjakan kekayaan tersebut. Dalam setahun terakhir, harga saham Tesla naik signifikan setelah laporan produksi dan penjualan mobil listrik mereka kembali mencatat rekor.
Selain itu, valuasi SpaceX yang terus melonjak juga berkontribusi besar. Perusahaan antariksa itu kini diperkirakan bernilai lebih dari US$180 miliar, menjadikannya salah satu perusahaan swasta paling berharga di dunia.
Namun, kekayaan Musk sangat bergantung pada pasar saham dan valuasi perusahaan. Artinya, jumlah tersebut bisa berubah drastis jika nilai saham Tesla turun atau jika SpaceX menghadapi kendala pendanaan.
Meski begitu, angka US$500 miliar tetap jadi simbol dari bagaimana industri teknologi dan inovasi mampu menciptakan kekayaan skala negara hanya dari satu individu. Nilainya bahkan sebanding dengan produk domestik bruto (PDB) beberapa negara berkembang.
Fenomena ini juga menyoroti kesenjangan ekonomi global. Di satu sisi, teknologi menciptakan peluang luar biasa; di sisi lain, memperlihatkan jurang lebar antara miliarder teknologi dan masyarakat umum.
Selain Tesla dan SpaceX, Musk juga memimpin sejumlah perusahaan lain seperti Neuralink, xAI, dan The Boring Company. Meski kontribusinya belum sebesar dua bisnis utama, deretan perusahaan ini memperkuat citranya sebagai pengusaha paling berpengaruh di abad ke-21.
Dengan laju kekayaan seperti ini, beberapa analis memperkirakan Musk bisa menjadi triliuner pertama di dunia jika tren pertumbuhan Tesla dan SpaceX terus berlanjut hingga 2030.
 
     
             
              
 
                     
                     
                     
                     
                    