PALEMBANG, Cobisnis.com – Bicara Palembang, tak lengkap rasanya tanpa menyebut Pempek. Makanan yang terbuat dari olahan daging ikan dan sagu ini bukan sekadar camilan, melainkan sebuah warisan budaya yang menyimpan jejak sejarah panjang hingga era Kerajaan Sriwijaya.
Keunikan pempek tak hanya terletak pada teksturnya yang kenyal dan rasa gurih ikannya, tetapi juga pada pendamping setianya: Cuko. Kuah kental berwarna hitam kecoklatan ini adalah perpaduan sempurna dari rasa manis gula merah, asam cuka, dan tendangan pedas cabai rawit, menciptakan sensasi rasa yang tak terlupakan di lidah.
Sejarah Panjang di Balik Nama "Pempek"Penamaan "pempek" sendiri memiliki kisah unik. Konon, makanan yang awalnya disebut "kelesan" (karena bisa disimpan lama) ini mulai populer berkat para penjualnya yang sebagian besar adalah pria tua keturunan Tiongkok. Para pembeli sering memanggil mereka dengan sebutan "Apek" atau "Empek" (paman), dan dari sanalah nama "Empek-Empek" atau "Pempek" lahir dan bertahan hingga kini.
Berbagai sumber sejarah menduga bahwa pempek sudah ada sejak abad ke-7 Masehi, seiring ditemukannya Prasasti Talangtuo yang mengindikasikan keberadaan tanaman sagu di Palembang. Keberadaannya terus berkembang menjadi ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu.
Ragam Jenis, Kaya RasaPempek hadir dalam berbagai varian yang menggoda, masing-masing dengan keunikan tersendiri. Yang paling populer tentu saja Pempek Kapal Selam, berbentuk besar dengan isian sebutir telur utuh. Ada pula Pempek Lenjer yang memanjang, Pempek Adaan yang bulat dan digoreng, Pempek Kulit yang gurih, hingga Pempek Tunu (panggang) yang disajikan dengan ebi dan kecap.
Menurut salah satu pedagang pempek legendaris di kawasan Pasar 16 Ilir, Ibu Susi (55), rahasia kelezatan pempek Palembang terletak pada pemilihan bahan baku.
"Ikannya harus segar, biasanya kami pakai ikan Belida, Gabus, atau Tenggiri. Kunci lainnya ada di adonan sagu dan airnya, harus pas agar pempeknya kenyal, tidak keras, dan tidak amis. Tapi yang paling penting, cuko-nya harus medok dan mantap," jelas Ibu Susi sambil melayani pembeli.
Melestarikan Warisan RasaKini, pempek bukan hanya mudah ditemui di Palembang, tetapi juga telah mendunia. Makanan ini menjadi duta budaya yang memperkenalkan kekayaan rasa Nusantara. Upaya melestarikan resep dan tradisi pembuatannya terus dilakukan, termasuk oleh pemerintah setempat yang berjuang agar pempek diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
Bagi wisatawan, mencicipi pempek langsung di Palembang adalah pengalaman wajib. Lebih dari sekadar hidangan, pempek adalah cerminan kearifan lokal dalam mengolah hasil alam menjadi sajian yang bernilai sejarah dan cita rasa tinggi. Siapkah Anda menyeruput kuah cuko yang pedas-manis ini?