JAKARTA, Cobisnis.com - Seiring dengan pesatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia, banyak perusahaan lokal menarik perhatian mitra internasional. Proses bergabung dengan perusahaan global ini sering kali dianggap sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan pasar. Namun, hal ini juga memunculkan kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap komitmen perusahaan terhadap pasar lokal dan UMKM.
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah ketergantungan platform e-commerce pada mitra internasional, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan operasional jika mitra global menghadapi masalah atau melakukan perubahan kebijakan. Selain itu, fokus yang berlebihan pada pasar global dapat mengakibatkan pengabaian terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen domestik, serta penurunan kualitas produk atau layanan di pasar lokal.
Untuk menangani kekhawatiran ini, perhatian dari semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan besar, dan UMKM, sangat diperlukan agar pertumbuhan e-commerce tidak hanya memberikan keuntungan global tetapi juga mendukung perkembangan pasar lokal.
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengungkapkan pandangan positif mengenai dinamika ini, "Pasar e-commerce kita memang masih cukup banyak dikuasai asing. Kehadiran investor asing tentunya akan semakin menyemarakkan kehadiran investor asing dalam ekosistem digital kita. Namun, kita harus melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat sektor lokal dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi yang dibawa oleh mitra internasional. Sebagai perusahaan terbuka, kehadiran investor asing yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan tentu tidak menjadi masalah, selama aturan yang ada tetap dipatuhi."
Nailul Huda juga menambahkan, "Yang penting adalah bagaimana kita menjaga agar barang impor tidak semakin deras masuk ke pasar kita. Pemerintah perlu menerbitkan peraturan mengenai tagging barang di platform online commerce, baik di lokapasar maupun sosial commerce. Ini akan memudahkan kita dalam mengidentifikasi barang impor dan menetapkan kebijakan terkait. Selain itu, penerapan pajak konsumsi khusus dan pembatasan diskon pada produk asing akan mendukung produk lokal, sekaligus memacu pertumbuhan UMKM domestik."
Kerja sama antara perusahaan e-commerce lokal dan mitra internasional tidak harus mengubah arah positif yang telah ada. Banyak perusahaan e-commerce lokal yang bergabung dengan perusahaan global mampu menciptakan sinergi antara teknologi dan kepekaan lokal. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk memperkuat identitas lokal sambil memanfaatkan sumber daya global untuk kemajuan bersama.
Menurut riset INDEF pada Desember 2023, dari 254 responden UMKM, 83,46% mengungkapkan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital, dan 96,46% mengalami ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital. Di sisi lain, kolaborasi dengan perusahaan global memberikan akses yang lebih baik bagi UMKM ke pasar yang lebih luas dan teknologi canggih. Inovasi seperti alat analitik membantu pelaku usaha lokal memahami tren pasar dan preferensi konsumen, sementara pelatihan dan dukungan dari perusahaan e-commerce dapat meningkatkan efisiensi operasional dan keterampilan bisnis UMKM.
Contoh nyata dari hal ini adalah Tokopedia, yang bergabung dengan ByteDance pada awal tahun 2024. Dengan dukungan ByteDance, Tokopedia memperkenalkan fitur-fitur inovatif seperti live shopping, yang memungkinkan pelaku usaha berinteraksi langsung dengan konsumen melalui video live-streaming, serta terus mendukung gerakan Beli Lokal.
Data menunjukkan bahwa sektor UMKM berkontribusi sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan lebih dari 97% dari total lapangan kerja di negara ini diserap oleh UMKM. Dukungan dan akses ke pasar global melalui platform e-commerce memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan sektor ini.
Dengan strategi yang tepat, kerja sama internasional dapat berfungsi sebagai jembatan antara pasar lokal dan global, meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil, dan memperkuat posisi ekonomi lokal di dunia yang semakin terhubung.
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah ketergantungan platform e-commerce pada mitra internasional, yang dapat menyebabkan ketidakstabilan operasional jika mitra global menghadapi masalah atau melakukan perubahan kebijakan. Selain itu, fokus yang berlebihan pada pasar global dapat mengakibatkan pengabaian terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen domestik, serta penurunan kualitas produk atau layanan di pasar lokal.
Untuk menangani kekhawatiran ini, perhatian dari semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan besar, dan UMKM, sangat diperlukan agar pertumbuhan e-commerce tidak hanya memberikan keuntungan global tetapi juga mendukung perkembangan pasar lokal.
Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengungkapkan pandangan positif mengenai dinamika ini, "Pasar e-commerce kita memang masih cukup banyak dikuasai asing. Kehadiran investor asing tentunya akan semakin menyemarakkan kehadiran investor asing dalam ekosistem digital kita. Namun, kita harus melihat ini sebagai peluang untuk memperkuat sektor lokal dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi yang dibawa oleh mitra internasional. Sebagai perusahaan terbuka, kehadiran investor asing yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan tentu tidak menjadi masalah, selama aturan yang ada tetap dipatuhi."
Nailul Huda juga menambahkan, "Yang penting adalah bagaimana kita menjaga agar barang impor tidak semakin deras masuk ke pasar kita. Pemerintah perlu menerbitkan peraturan mengenai tagging barang di platform online commerce, baik di lokapasar maupun sosial commerce. Ini akan memudahkan kita dalam mengidentifikasi barang impor dan menetapkan kebijakan terkait. Selain itu, penerapan pajak konsumsi khusus dan pembatasan diskon pada produk asing akan mendukung produk lokal, sekaligus memacu pertumbuhan UMKM domestik."
Kerja sama antara perusahaan e-commerce lokal dan mitra internasional tidak harus mengubah arah positif yang telah ada. Banyak perusahaan e-commerce lokal yang bergabung dengan perusahaan global mampu menciptakan sinergi antara teknologi dan kepekaan lokal. Pendekatan ini memungkinkan mereka untuk memperkuat identitas lokal sambil memanfaatkan sumber daya global untuk kemajuan bersama.
Menurut riset INDEF pada Desember 2023, dari 254 responden UMKM, 83,46% mengungkapkan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital, dan 96,46% mengalami ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital. Di sisi lain, kolaborasi dengan perusahaan global memberikan akses yang lebih baik bagi UMKM ke pasar yang lebih luas dan teknologi canggih. Inovasi seperti alat analitik membantu pelaku usaha lokal memahami tren pasar dan preferensi konsumen, sementara pelatihan dan dukungan dari perusahaan e-commerce dapat meningkatkan efisiensi operasional dan keterampilan bisnis UMKM.
Contoh nyata dari hal ini adalah Tokopedia, yang bergabung dengan ByteDance pada awal tahun 2024. Dengan dukungan ByteDance, Tokopedia memperkenalkan fitur-fitur inovatif seperti live shopping, yang memungkinkan pelaku usaha berinteraksi langsung dengan konsumen melalui video live-streaming, serta terus mendukung gerakan Beli Lokal.
Data menunjukkan bahwa sektor UMKM berkontribusi sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan lebih dari 97% dari total lapangan kerja di negara ini diserap oleh UMKM. Dukungan dan akses ke pasar global melalui platform e-commerce memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan sektor ini.
Dengan strategi yang tepat, kerja sama internasional dapat berfungsi sebagai jembatan antara pasar lokal dan global, meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil, dan memperkuat posisi ekonomi lokal di dunia yang semakin terhubung.