JAKARTA, Cobisnis.com – Michigan State menunjukkan dominasinya atas Kentucky dengan kemenangan 83-66 di Madison Square Garden, sekaligus menyoroti perbedaan filosofi besar dalam dunia basket kampus. Sementara skuad Kentucky hadir dengan gaya ala NBA dan roster bernilai sekitar $22 juta, performa mereka jauh dari ekspektasi mulai dari pertahanan, serangan, hingga kontinuitas tim.
Spartans yang sebelumnya hanya mencetak 13 three-point dalam tiga laga, tiba-tiba meledak dengan 11 dari 21 tembakan jarak jauh melawan Kentucky. Sebaliknya, Wildcats hanya memasukkan enam three-point dari 28 percobaan. Mereka juga kalah total dalam rebound (42-28) dan assist, dengan Jeremy Fears Jr. dari Michigan State menyamai total assist Kentucky seorang diri.
Pelatih Kentucky, Mark Pope, tampak putus asa usai pertandingan, menggambarkan timnya dengan kata “disappointed, discouraged, dan discombobulated.” Kekalahan ini muncul hanya seminggu setelah mereka dipermalukan oleh rival Louisville, memperparah krisis identitas yang kini dihadapi Wildcats.
Di sisi lain, Michigan State tampil solid dengan pemain-pemain yang bertahan lebih lama dalam program, bukan hasil belanja besar NIL. Pemain seperti Kur Teng, Jaxon Kohler, dan Coen Carr menunjukkan perkembangan nyata, menegaskan filosofi Tom Izzo yang menolak ketergantungan penuh pada transfer portal serta transaksi besar.
Pertandingan ini menggarisbawahi jurang filosofi: Kentucky dengan “tim mahal” berbasis bintang baru, dan Michigan State dengan “tim rumahan” berbasis loyalitas dan perkembangan jangka panjang. Saat kedua tim meninggalkan arena, Kentucky membawa krisis eksistensial sementara Izzo menikmati buah dari kesabaran dan konsistensi.