JAKARTA, Cobisnis.com – Netflix kembali mencatat kerugian triliunan rupiah, namun langkah ekspansi konten dan produksi serial baru tetap jalan tanpa hambatan. Perusahaan asal Amerika Serikat ini masih menjadi pemain dominan di industri streaming global dengan lebih dari 260 juta pelanggan di 190 negara.
Meski angka rugi tampak besar di laporan keuangan, sebagian besar berasal dari strategi investasi jangka panjang. Netflix dikenal rutin mengucurkan dana sekitar US$17–18 miliar per tahun untuk produksi konten orisinal seperti Squid Game, Wednesday, dan One Piece.
Biaya besar itu bukan sekadar pengeluaran, tapi dianggap sebagai aset digital. Setiap film dan serial bisa terus menghasilkan nilai selama bertahun-tahun karena masih ditonton pelanggan lama sekaligus menarik pelanggan baru.
Strategi ini membuat Netflix tetap optimis meski harus menanggung beban utang yang tinggi. Pinjaman miliaran dolar yang digunakan untuk membiayai produksi justru dianggap sebagai modal pertumbuhan, bukan tanda krisis keuangan.
Dari sisi pendapatan, Netflix masih mencatat arus kas masuk ratusan triliun rupiah setiap tahun dari biaya langganan. Artinya, perusahaan masih punya cukup amunisi untuk terus menciptakan konten baru tanpa khawatir kehabisan dana operasional.
Netflix juga bermain di strategi jangka panjang. Mereka tahu tidak semua serial akan sukses, tapi beberapa judul viral bisa menutupi biaya puluhan produksi lain. Formula ini terbukti efektif menjaga arus pelanggan tetap stabil.
Selain itu, Netflix memanfaatkan kekuatan data dan algoritma untuk membaca tren pasar. Sebelum memproduksi serial baru, perusahaan sudah bisa memprediksi tingkat minat penonton di berbagai negara. Hasilnya, setiap investasi produksi jadi lebih terukur.
Meskipun menghadapi persaingan ketat dari Disney+, Amazon Prime, dan Apple TV+, Netflix masih memimpin dalam jumlah pelanggan global. Konsistensi inovasi dan keberanian berinvestasi besar menjadi kunci daya tahannya.
Kerugian yang tercatat di laporan keuangan lebih dipandang sebagai “rugi investasi,” bukan kerugian operasional. Nilai merek Netflix justru terus meningkat, menjadikannya salah satu simbol industri hiburan modern yang paling berpengaruh di dunia.
Dengan strategi “bakar uang sekarang, panen pelanggan nanti,” Netflix membuktikan bahwa dalam bisnis hiburan digital, keberanian mengambil risiko adalah harga yang harus dibayar untuk tetap berada di puncak.