Jamkrindo

Pendapatan Iklan YouTube Jadi Mesin Uang Buat Para Kreator Dunia

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 03 Nov 2025, 05:09 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – YouTube terus memperkuat posisinya sebagai mesin ekonomi kreator global. Lewat program YouTube Partner Program (YPP), platform ini membagikan miliaran dolar ke jutaan kreator dari berbagai negara setiap tahun.

Pada 2024, YouTube dilaporkan meraup pendapatan iklan lebih dari US$30 miliar atau sekitar Rp480 triliun. Dari angka itu, sebagian besar disalurkan langsung ke kreator lewat sistem bagi hasil yang sudah berjalan lebih dari satu dekade.

Skemanya sederhana tapi efektif: 55 persen dari pendapatan iklan diberikan ke kreator, sementara 45 persen sisanya untuk YouTube. Artinya, dari setiap Rp10 juta yang dihasilkan, kreator akan menerima Rp5,5 juta bersih.

Model ini bukan cuma bikin kreator loyal, tapi juga menumbuhkan ekosistem bisnis digital yang hidup. Konten bukan lagi sekadar hobi, tapi sumber pendapatan yang nyata bagi jutaan orang di seluruh dunia.

Untuk bisa ikut dalam program ini, kreator harus memenuhi syarat dasar: minimal 1.000 pelanggan dan 4.000 jam tayang dalam 12 bulan terakhir, atau 10 juta tayangan Shorts dalam 90 hari. Setelah lolos, video mereka bisa dimonetisasi secara resmi.

Pendapatan kreator juga gak cuma dari iklan. YouTube menyediakan beberapa sumber lain seperti Super Chat, Channel Memberships, hingga bagi hasil pelanggan YouTube Premium. Semua sistemnya terintegrasi dalam satu dashboard.

Tarif iklan atau Cost per Mille (CPM) juga bervariasi tergantung negara dan jenis konten. Di Amerika dan Eropa, nilai CPM bisa tembus US$10–20 per seribu tayangan, sementara di Asia Tenggara biasanya di kisaran US$1–3.

Konten bertema bisnis, teknologi, atau keuangan cenderung punya nilai iklan lebih tinggi. Karena itu, banyak kreator kini menyesuaikan arah kontennya supaya bisa dapet CPM besar dari brand-brand besar.

Bagi YouTube, pembagian pendapatan ini bukan cuma strategi bisnis, tapi cara menjaga hubungan jangka panjang dengan komunitas kreator. Semakin mereka tumbuh, semakin besar juga pendapatan platform secara keseluruhan.

Di tengah persaingan ketat dengan TikTok dan Instagram, langkah ini terbukti jadi fondasi kuat buat YouTube. Platform ini bukan sekadar tempat menonton video, tapi ekosistem ekonomi digital yang terus berputar setiap detiknya.