Jamkrindo

Outlook Ekonomi 2026: Ekonom Bank Mandiri Yakin Pemulihan Tetap Menguat Berkat Sinergi Kebijakan Pemerintah

Oleh Dwi Natasya pada 03 Dec 2025, 16:20 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Menjelang akhir 2025, perekonomian global masih berada dalam fase penuh ketidakpastian, mulai dari kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat hingga melemahnya permintaan internasional. Di tengah volatilitas tersebut, sejumlah indikator domestik menunjukkan ketangguhan ekonomi Indonesia. Situasi ini menjadi perhatian penting bagi para pelaku usaha dan pemangku kepentingan untuk melihat arah ekonomi nasional di tahun 2026.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, dalam laporan Macro Economic Outlook 4Q2025 pada Senin (3/12), menyampaikan bahwa data terkini menunjukkan tren perbaikan yang cukup stabil. Hal ini terlihat dari Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang naik ke level 53,3, serta indeks kepercayaan konsumen yang mencapai posisi tertinggi dalam lima bulan terakhir. “Kenaikan indikator-indikator tersebut mencerminkan optimisme masyarakat dan menjadi sinyal positif bagi percepatan ekonomi di tahun 2026,” ujar Andry.

Tim Ekonom Bank Mandiri menilai bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kolaborasi kebijakan pemerintah dan otoritas moneter yang saling menguatkan. Kebijakan fiskal dan moneter yang tetap ekspansif, ditambah berbagai stimulus, terbukti mendorong perbaikan konsumsi nasional. Pertumbuhan ekonomi Triwulan III-2025 yang berada di angka 5,04 persen, serta inflasi yang terjaga di sekitar 2,7 persen, memperlihatkan bahwa fundamental ekonomi dalam kondisi solid. “Sinergi kebijakan menjadi pilar utama menjaga stabilitas, sekaligus menjadi landasan memperkuat aktivitas ekonomi di tahun depan,” tutur Andry.

Meski tekanan global sempat memicu keluarnya dana asing dan pelemahan nilai tukar, respons pemerintah dan Bank Indonesia dinilai mampu menahan gejolak tersebut. Peningkatan belanja pemerintah, ketahanan pasar obligasi, serta IHSG yang berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah, menunjukkan bahwa kepercayaan investor domestik tetap kuat.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, Bank Mandiri memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh sekitar 5,2 persen di 2026. Dorongan utama diprediksi berasal dari konsumsi rumah tangga, pemulihan investasi, serta kebijakan fiskal yang lebih proaktif. Program-program prioritas pemerintah juga diproyeksikan memberikan dampak berantai ke sektor industri pengolahan, manufaktur, dan sektor padat karya lainnya.

Pada aspek intermediasi, Andry melihat sektor perbankan berada dalam kondisi yang mendukung akselerasi ekonomi. Penyaluran kredit Bank Mandiri hingga kuartal III-2025 mampu tumbuh 11 persen (YoY), lebih tinggi dari rata-rata industri, seiring meningkatnya pembiayaan produktif dan membaiknya likuiditas. Komposisi dana murah atau CASA yang tetap mendominasi turut membantu menjaga efisiensi biaya dana.

Andry menutup penjelasannya dengan menegaskan bahwa prospek pemulihan ekonomi akan tetap terjaga selama koordinasi kebijakan berjalan konsisten dan efektif. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, regulator, dan sektor industri menjadi faktor kunci untuk mempertahankan stabilitas, memperkuat daya saing, dan membuka ruang percepatan pertumbuhan di tahun mendatang.