Jamkrindo

Pertumbuhan Ekonomi 2024 Gagal Mencapai Target APBN

Oleh Rizki Meirino pada 05 Feb 2025, 21:09 WIB

JAKARTA,Cobisnis.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 tercatat hanya 5,03 persen, atau lebih rendah dibandingkan dari target pemerintah yang sebesar 5,2 persen.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV 2024 atas dasar harga berlaku adalah Rp5.674,9 Triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp3.296,7 triliun.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara year on year (yoy) pada kuartal IV-2024 dibandingkan kuartal IV-2023 tercatat 5,02 persen. Secara kumulatif atau situasi ekonomi Indonesia pada 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen," ujarnya dalam Konferensi Pers, Rabu, 5 Februari.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 bila dibandingkan kuartal III-2024 atau secara kuartalan tercatat tumbuh 0,53 persen. Angka ini sejalan dengan pola musiman seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan kuartal III relatif lebih rendah dibanding kuartal IV.

Meski demikian pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2024 hanya sebesar 5,02 persen atau lebih rendah jika dibanding dengan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04 persen.

Untuk diketahui, target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 sebesar 5,2 persen.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan seluruh asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN 2024 meleset dari target.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 hanya mencapai kisaran 5 persen atau lebih rendah dari target asumsi dasar ekonomi makro 2024 yang mencapai 5,2 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal I capai 5,11 persen, kuartal II 5,05 persen, kuartal III 4,95 persen, dan kuartal IV masih belum keluar, kita estimasi keseluruhan tahun diperkirakan di 5 persen,” tuturnya dalam konferensi pers APBN KiTa, pada Senin, 6 Januari.

Selain itu, Sri Mulyani menyampaikan inflasi mencapai 1,57 persen atau lebih rendah dari target yang diasumsikan sebesar 2,8 persen.

Meski demikian, kondisi inflasi sempat melonjak mencapai 3,1 persen pada April 2024.

Untuk nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.162 per dolar AS pada akhir 2024, angka ini jauh dari yang diasumsikan APBN 2024 sebesar Rp15.000 per dolar AS.

Menurut Sri Mulyani, depresiasi nilai tukar rupiah cukup siginifikan pada tahun ini sehingga sangat mempengaruhi belanja negara, namun tetap diimbangi alokasi untuk memitigasi belanja yang efektif sebagai shock absorber.