JAKARTA, Cobisnis.com – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, telah ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional (Obvitnas) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Status ini menegaskan posisi strategis PLTU Batang sebagai sumber energi yang krusial bagi jaringan Jamali (Jawa-Madura-Bali) dengan kapasitas 2 x 1.000 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik Pulau Jawa.
PLTU Batang, juga dikenal sebagai Central Java Power Plant (CJPP), dibangun melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pendekatan Build-Operate-Transfer (BOT) selama 25 tahun. Sebagai bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW, PLTU Batang merupakan proyek infrastruktur energi strategis terbesar di Indonesia, yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Penetapan ini tidak hanya mencerminkan pengakuan pemerintah terhadap pentingnya proyek PLTU Batang dalam memenuhi kebutuhan energi Pulau Jawa tetapi juga menegaskan komitmen kuat terhadap pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan nasional.
Dengan posisi strategisnya, PLTU Batang menjadi salah satu dari beberapa PLTU terbesar di Indonesia dan memegang peran vital dalam mendukung sistem ketenagalistrikan Pulau Jawa melalui jaringan Jamali Grid. Proyek ini diharapkan mampu menanggulangi kebutuhan listrik Jawa dan sekitarnya yang terus meningkat, sekaligus mendorong keterlibatan investasi swasta dalam sektor energi nasional.
PLTU Batang tidak hanya memenuhi aspek operasional, namun juga berkontribusi bagi lingkungan dan masyarakat sekitar melalui program tanggung jawab sosial yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, serta infrastruktur.
Selama proses pembangunan, PLTU Batang telah menciptakan ribuan lapangan pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi masyarakat setempat. Pekerja lokal dilibatkan dalam berbagai tahap pembangunan, mulai dari konstruksi hingga operasional, yang memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Selain itu, keberadaan PLTU ini juga mendorong perkembangan sektor-sektor lain seperti transportasi, perdagangan, dan layanan.
Direktur Utama PT Anugerah Samudra Madanindo (ASM), Faris Muhammad Abdurrahim, mengatakan bahwa, ASM selaku sub kontraktor akan selalu memastikan kelancaran pembangunan PLTU Batang guna mendukung tujuan negara untuk mencapai pasokan energi yang andal dan berkelanjutan.
ASM berperan penting pada sejumlah pekerjaan kritis yang berkontribusi langsung pada kelancaran konstruksi pembangkit, termasuk pekerjaan pengerukan dan pembersihan lumpur di jalur pipa bawah laut intake sepanjang 1,6km dan outfall sepanjang 1.2km, pengerukan di dermaga sementara, konstruksi bangunan pelindung struktur (shore protection), pekerjaan penimbunan pipa, pengadaan material pasir dan batu, hingga survei batimetri untuk pemantauan elevasi dasar laut. Total nilai kontrak ASM di proyek ini mencapai nilai sekitar Rp 600 miliar atau USD 38,4 juta selama periode 2021 hingga 2024.
Di tengah upaya untuk memenuhi kesiapan infrastruktur maritim PLTU Batang, ASM juga menekankan komitmen tinggi pada keberlanjutan lingkungan. ASM menerapkan praktik-praktik terbaik guna mengurangi dampak lingkungan, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, serta langkah-langkah pengurangan emisi karbon. Semua inisiatif ini dirancang untuk mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar PLTU Batang dan berkontribusi pada tujuan energi berkelanjutan Indonesia.
Dengan keberlanjutan dan keberhasilan operasional PLTU Batang, proyek ini menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat dalam mendukung ketahanan energi dan pembangunan ekonomi daerah.
PLTU Batang, juga dikenal sebagai Central Java Power Plant (CJPP), dibangun melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pendekatan Build-Operate-Transfer (BOT) selama 25 tahun. Sebagai bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW, PLTU Batang merupakan proyek infrastruktur energi strategis terbesar di Indonesia, yang dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Penetapan ini tidak hanya mencerminkan pengakuan pemerintah terhadap pentingnya proyek PLTU Batang dalam memenuhi kebutuhan energi Pulau Jawa tetapi juga menegaskan komitmen kuat terhadap pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan nasional.
Dengan posisi strategisnya, PLTU Batang menjadi salah satu dari beberapa PLTU terbesar di Indonesia dan memegang peran vital dalam mendukung sistem ketenagalistrikan Pulau Jawa melalui jaringan Jamali Grid. Proyek ini diharapkan mampu menanggulangi kebutuhan listrik Jawa dan sekitarnya yang terus meningkat, sekaligus mendorong keterlibatan investasi swasta dalam sektor energi nasional.
PLTU Batang tidak hanya memenuhi aspek operasional, namun juga berkontribusi bagi lingkungan dan masyarakat sekitar melalui program tanggung jawab sosial yang meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, serta infrastruktur.
Selama proses pembangunan, PLTU Batang telah menciptakan ribuan lapangan pekerjaan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi masyarakat setempat. Pekerja lokal dilibatkan dalam berbagai tahap pembangunan, mulai dari konstruksi hingga operasional, yang memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal. Selain itu, keberadaan PLTU ini juga mendorong perkembangan sektor-sektor lain seperti transportasi, perdagangan, dan layanan.
Direktur Utama PT Anugerah Samudra Madanindo (ASM), Faris Muhammad Abdurrahim, mengatakan bahwa, ASM selaku sub kontraktor akan selalu memastikan kelancaran pembangunan PLTU Batang guna mendukung tujuan negara untuk mencapai pasokan energi yang andal dan berkelanjutan.
ASM berperan penting pada sejumlah pekerjaan kritis yang berkontribusi langsung pada kelancaran konstruksi pembangkit, termasuk pekerjaan pengerukan dan pembersihan lumpur di jalur pipa bawah laut intake sepanjang 1,6km dan outfall sepanjang 1.2km, pengerukan di dermaga sementara, konstruksi bangunan pelindung struktur (shore protection), pekerjaan penimbunan pipa, pengadaan material pasir dan batu, hingga survei batimetri untuk pemantauan elevasi dasar laut. Total nilai kontrak ASM di proyek ini mencapai nilai sekitar Rp 600 miliar atau USD 38,4 juta selama periode 2021 hingga 2024.
Di tengah upaya untuk memenuhi kesiapan infrastruktur maritim PLTU Batang, ASM juga menekankan komitmen tinggi pada keberlanjutan lingkungan. ASM menerapkan praktik-praktik terbaik guna mengurangi dampak lingkungan, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang bertanggung jawab, serta langkah-langkah pengurangan emisi karbon. Semua inisiatif ini dirancang untuk mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar PLTU Batang dan berkontribusi pada tujuan energi berkelanjutan Indonesia.
Dengan keberlanjutan dan keberhasilan operasional PLTU Batang, proyek ini menjadi contoh nyata sinergi antara pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat dalam mendukung ketahanan energi dan pembangunan ekonomi daerah.