Jamkrindo

Potensi Bisnis Energi Panas Bumi di Indonesia Cukup Menjanjikan

Oleh Saeful Imam pada 10 Jun 2024, 15:00 WIB

Bisnis energi panas bumi begitu menjanjikan

JAKARTA, COBISNIS.COM - Pebisnis terus memperhatikan energi panas bumi sebagai sumber energi yang menjanjikan. Indonesia memiliki 40% cadangan panas bumi dunia, menjadikannya negara dengan potensi energi panas bumi yang besar.

Baru-baru ini, Grup Rajawali PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mengumumkan bahwa mereka melakukan diversifikasi dengan membentuk joint venture bersama PT Ormat Geothermal Indonesia untuk proyek geothermal berkapasitas 40 megawatt (MW).

Mereka juga menjelaskan bahwa joint venture ini, bernama PT Toka Tidung Geothermal, sedang diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM. Proyek ini akan melibatkan tahap eksplorasi lanjutan dan pembangunan pabrik, memberikan sumber daya listrik tambahan terutama bagi wilayah Sulawesi Utara.

Selain ARCI, PT Barito Renewables Tbk (BREN) melalui anak usahanya, Star Energy Geothermal, menyatakan bahwa mereka merealisasikan penambahan kapasitas total panas bumi sebesar 116 MW di Salak, Darajat, dan Wayang Windu.

Menurut Direktur Utama Barito Renewables, Hendra Tan, penambahan 53 MW dari kapasitas ini akan dicapai melalui pengembangan Salak Binary dan program retrofit.

Ia menambahkan bahwa penambahan kapasitas ini akan meningkatkan pendapatan sekitar US$40 juta per tahun. Sementara itu, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan bahwa mereka sedang mengakuisisi blok panas bumi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) milik KS Orka.

Direktur Utama PGEO, Jufli Hadi, menyatakan bahwa mereka masih meninjau dan melakukan negosiasi untuk mengakuisisi aset tersebut. Jufli menambahkan bahwa mereka masih memonitor dan meninjau, dan jika ada kesempatan, mereka akan mengambilnya.

Selain itu, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengumumkan bahwa mereka juga sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, yang dijalankan oleh PT Medco Cahaya Geothermal (MCG) bekerja sama dengan Ormat Geothermal Power.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Riza Pasikki, menyatakan bahwa bisnis energi panas bumi memiliki potensi besar, meskipun masih banyak kendala.

Riza menyoroti bahwa risiko bisnis panas bumi seperti risiko eksplorasi yang tinggi dan biaya investasi awal yang besar masih menjadi tantangan. Namun, ia menambahkan bahwa potensi panas bumi yang tinggi tetap menarik bagi investor.

Riza juga menunjukkan bahwa ada kendala regulasi yang membuat bisnis geothermal kurang menarik bagi investor.

Menurutnya, potensi besar energi panas bumi di Indonesia menuntut perhatian lebih dalam mengatasi berbagai hambatan agar bisa menjadi sumber energi utama yang berkelanjutan dan menguntungkan.

Tag Terkait