JAKARTA, cobisnis.com – PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk (SHID) hari ini menyelenggarakan Public Expose Insidentil sebagai respons terhadap arahan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah proaktif ini diambil setelah adanya aktivitas pasar yang tidak biasa (unusual market activity – UMA) pada pergerakan saham SHID sejak Juni hingga 22 Juli 2025, yang berujung pada suspensi perdagangan saham Perseroan pada Senin, 28 Juli 2025. Paparan ini berlangsung di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, dan disampaikan oleh Direktur PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk, Hengky Roy, S.E.
Tujuan utama dari paparan publik ini adalah menyediakan informasi yang transparan dan komprehensif bagi investor dan publik. Harapannya, hal ini dapat meredakan spekulasi dan memberikan gambaran jelas mengenai kondisi terkini Perseroan.
Dalam acara tersebut, manajemen PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk memaparkan perkembangan penting terkait kinerja Perseroan sepanjang tahun 2024, serta strategi dan proyeksi untuk tahun 2025.
"Kami memiliki komitmen penuh untuk menjaga transparansi dan integritas dalam setiap aktivitas Perseroan. Public Expose Insidentil ini adalah bentuk tanggung jawab kami kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menjelaskan situasi yang terjadi dan memberikan informasi terkini mengenai fundamental Perseroan," tegas Hengky Roy, S.E.
Perseroan berharap, dengan adanya paparan publik ini, investor dapat memperoleh informasi yang akurat dan lengkap, sehingga mampu mengambil keputusan investasi yang lebih rasional berdasarkan data dan fakta. PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk akan terus berupaya meningkatkan kinerja dan tata kelola perusahaan yang baik demi kepentingan seluruh pemegang saham.
Kronologi Suspensi Perdagangan Saham Hengky menjelaskan bahwa pada 23 Juli 2025, PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk (SHID). Tindakan ini berdasarkan Pengumuman Bursa nomor: Peng-SPT-00131/BEI.WAS/07-2025 tanggal 22 Juli 2025 yang berisi:
• Pemberlakuan suspensi terhadap perdagangan saham SHID, terhitung sejak perdagangan 23 Juli 2025 di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
• Suspensi dilakukan sebagai upaya pendinginan (cooling down) dan bentuk perlindungan bagi investor sehubungan dengan adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SHID.
• Tujuannya adalah memberi waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang tersedia dalam setiap pengambilan keputusan investasi pada saham SHID.
Terkait Unusual Market Activity (UMA), Perseroan menyampaikan bahwa:
• Terjadi kenaikan harga saham SHID secara signifikan, mencapai 90,84% dari 25 Juni 2025 hingga 22 Juli 2025.
• Perseroan beserta jajaran Direksi dan Dewan Komisaris menyatakan tidak mengetahui atau menerima informasi terkait kondisi perdagangan saham yang naik hingga menyebabkan suspensi.
Hengky menambahkan, pada 25 Juni 2025, harga saham SHID berada di posisi terendah beberapa bulan terakhir pada tahun 2025, menyentuh Rp 655,00. Namun, pergerakan harga saham terus meningkat sejak tanggal tersebut. Pada 7 Juli 2025, harga saham SHID melonjak hingga Rp 1.075,00 dengan volume perdagangan tertinggi sejak 2025, mencapai 2.266.500 saham. Kenaikan berlanjut pada 8 Juli 2025, menyentuh harga Rp 1.195,00, meskipun volume perdagangan menurun menjadi 1.789.400 saham. Peristiwa ini, menurutnya, murni hasil penjualan dan pergerakan saham di pasar tanpa adanya aktivitas signifikan dari Perseroan. Pada 10 Juli 2025, harga saham SHID sempat turun menjadi Rp 930,00 setelah beberapa kali lonjakan. Hingga 22 Juli 2025, harga saham SHID ditutup di Rp 1.250,00, menunjukkan kenaikan signifikan kembali dari harga terendah 10 Juli.
"Dengan demikian, pada 22 Juli 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan pengumuman Suspensi. Dan pada 23 Juli 2025, BEI melalui Divisi Pengawasan Transaksi mengumumkan Penghentian sementara perdagangan (Suspensi) Saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, berdasarkan Pengumuman Bursa Nomor Peng-SPT-00131/BEI.WAS/07-2025 yang dimulai sejak sesi I perdagangan tanggal 23 Juli 2025 dalam rangka cooldown," jelas Hengky.
Kinerja Perseroan Tahun 2024
Hengky juga memaparkan ikhtisar kinerja Perseroan pada tahun 2024, khususnya unit Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. Dengan mengoptimalkan produk dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, Laporan Keuangan Tahunan 2024 PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) menunjukkan kondisi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk pencapaian Pendapatan/Revenue tahun 2024, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) mengalami peningkatan sebesar 17,18%, dari Rp 133,1 miliar pada 2023 menjadi Rp 155,9 miliar pada 2024," papar Hengky. "Kemudian untuk Beban Pokok Penjualan/Cost of Sales, Perseroan berhasil melakukan efisiensi dari 37,34% pada 2023 menjadi 37,23%."
Upaya Perseroan dalam meningkatkan tingkat hunian unit bisnis Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, baik dari segi produk maupun strategi pemasaran, terbukti berhasil. Ini terlihat dari kenaikan Average Room Rate (ARR) sebesar 3,6% dan kenaikan Occupancy Rate sebesar 2,12% dari tahun 2023 ke 2024.
Langkah-langkah yang telah diambil Perseroan untuk meningkatkan hunian, khususnya di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, meliputi renovasi interior, fasilitas kamar, dan sistem mekanikal pada beberapa kamar tipe Nakula/Sadewa Suite, Arjuna Suite, Yudhistira Suite, dan Bima Suite, yang semuanya berada di lantai 11 & 15.
Selain pengembangan produk, Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta juga melakukan pengembangan layanan dengan meluncurkan aplikasi Arunika by Grand Sahid Jaya. Aplikasi ini bertujuan mempermudah tamu dalam memesan makanan, mendapatkan informasi terkini dari hotel, serta memperoleh manfaat lain dengan menjadi anggota.
Dampak Kebijakan Efisiensi dan Strategi 2025
Pada tahun 2025, menurut Hengky, unit bisnis Perseroan, terutama Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, terdampak oleh kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dan kementerian. Kebijakan ini membatasi kegiatan dan acara seremonial yang biasanya diselenggarakan menggunakan fasilitas hotel.
Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, karena selama ini target pasar utama bersumber dari berbagai kegiatan atau acara yang diselenggarakan oleh kementerian menggunakan fasilitas ballroom hotel.
Menyikapi kebijakan yang menyebabkan penurunan pendapatan ini, Perseroan mengambil beberapa langkah strategis, yaitu mengubah jangkauan segmen pasar. Jika pada 2024 segmen Government/MICE mendominasi dengan 72,5%, diikuti Corporate 9,4%, Retail 16,6%, dan Travel Agent 1,5%, maka hingga Mei 2025, terjadi pergeseran. Segmen Retail naik signifikan menjadi 41,6%, segmen Government/MICE turun menjadi 35,8%, segmen Corporate naik menjadi 20,4%, dan Travel Agent mencapai 2,2%. Dengan demikian, target Perseroan di tahun 2025 adalah menggeser fokus pasar lebih besar ke segmen Korporat, Retail, dan Travel Agent untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan.
"Tentu saja, dengan menerapkan strategi ini di tahun 2025, diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan unit bisnis hotel di tengah kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh pemerintah," tutup Hengky, mengakhiri Public Expose Insidentil tersebut.
Tujuan utama dari paparan publik ini adalah menyediakan informasi yang transparan dan komprehensif bagi investor dan publik. Harapannya, hal ini dapat meredakan spekulasi dan memberikan gambaran jelas mengenai kondisi terkini Perseroan.
Dalam acara tersebut, manajemen PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk memaparkan perkembangan penting terkait kinerja Perseroan sepanjang tahun 2024, serta strategi dan proyeksi untuk tahun 2025.
"Kami memiliki komitmen penuh untuk menjaga transparansi dan integritas dalam setiap aktivitas Perseroan. Public Expose Insidentil ini adalah bentuk tanggung jawab kami kepada seluruh pemangku kepentingan untuk menjelaskan situasi yang terjadi dan memberikan informasi terkini mengenai fundamental Perseroan," tegas Hengky Roy, S.E.
Perseroan berharap, dengan adanya paparan publik ini, investor dapat memperoleh informasi yang akurat dan lengkap, sehingga mampu mengambil keputusan investasi yang lebih rasional berdasarkan data dan fakta. PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk akan terus berupaya meningkatkan kinerja dan tata kelola perusahaan yang baik demi kepentingan seluruh pemegang saham.
Kronologi Suspensi Perdagangan Saham Hengky menjelaskan bahwa pada 23 Juli 2025, PT Bursa Efek Indonesia (Bursa) melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Hotel Sahid Jaya International, Tbk (SHID). Tindakan ini berdasarkan Pengumuman Bursa nomor: Peng-SPT-00131/BEI.WAS/07-2025 tanggal 22 Juli 2025 yang berisi:
• Pemberlakuan suspensi terhadap perdagangan saham SHID, terhitung sejak perdagangan 23 Juli 2025 di Pasar Reguler dan Pasar Tunai.
• Suspensi dilakukan sebagai upaya pendinginan (cooling down) dan bentuk perlindungan bagi investor sehubungan dengan adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SHID.
• Tujuannya adalah memberi waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang tersedia dalam setiap pengambilan keputusan investasi pada saham SHID.
Terkait Unusual Market Activity (UMA), Perseroan menyampaikan bahwa:
• Terjadi kenaikan harga saham SHID secara signifikan, mencapai 90,84% dari 25 Juni 2025 hingga 22 Juli 2025.
• Perseroan beserta jajaran Direksi dan Dewan Komisaris menyatakan tidak mengetahui atau menerima informasi terkait kondisi perdagangan saham yang naik hingga menyebabkan suspensi.
Hengky menambahkan, pada 25 Juni 2025, harga saham SHID berada di posisi terendah beberapa bulan terakhir pada tahun 2025, menyentuh Rp 655,00. Namun, pergerakan harga saham terus meningkat sejak tanggal tersebut. Pada 7 Juli 2025, harga saham SHID melonjak hingga Rp 1.075,00 dengan volume perdagangan tertinggi sejak 2025, mencapai 2.266.500 saham. Kenaikan berlanjut pada 8 Juli 2025, menyentuh harga Rp 1.195,00, meskipun volume perdagangan menurun menjadi 1.789.400 saham. Peristiwa ini, menurutnya, murni hasil penjualan dan pergerakan saham di pasar tanpa adanya aktivitas signifikan dari Perseroan. Pada 10 Juli 2025, harga saham SHID sempat turun menjadi Rp 930,00 setelah beberapa kali lonjakan. Hingga 22 Juli 2025, harga saham SHID ditutup di Rp 1.250,00, menunjukkan kenaikan signifikan kembali dari harga terendah 10 Juli.
"Dengan demikian, pada 22 Juli 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan pengumuman Suspensi. Dan pada 23 Juli 2025, BEI melalui Divisi Pengawasan Transaksi mengumumkan Penghentian sementara perdagangan (Suspensi) Saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, berdasarkan Pengumuman Bursa Nomor Peng-SPT-00131/BEI.WAS/07-2025 yang dimulai sejak sesi I perdagangan tanggal 23 Juli 2025 dalam rangka cooldown," jelas Hengky.
Kinerja Perseroan Tahun 2024
Hengky juga memaparkan ikhtisar kinerja Perseroan pada tahun 2024, khususnya unit Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta. Dengan mengoptimalkan produk dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, Laporan Keuangan Tahunan 2024 PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) menunjukkan kondisi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk pencapaian Pendapatan/Revenue tahun 2024, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) mengalami peningkatan sebesar 17,18%, dari Rp 133,1 miliar pada 2023 menjadi Rp 155,9 miliar pada 2024," papar Hengky. "Kemudian untuk Beban Pokok Penjualan/Cost of Sales, Perseroan berhasil melakukan efisiensi dari 37,34% pada 2023 menjadi 37,23%."
Upaya Perseroan dalam meningkatkan tingkat hunian unit bisnis Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, baik dari segi produk maupun strategi pemasaran, terbukti berhasil. Ini terlihat dari kenaikan Average Room Rate (ARR) sebesar 3,6% dan kenaikan Occupancy Rate sebesar 2,12% dari tahun 2023 ke 2024.
Langkah-langkah yang telah diambil Perseroan untuk meningkatkan hunian, khususnya di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, meliputi renovasi interior, fasilitas kamar, dan sistem mekanikal pada beberapa kamar tipe Nakula/Sadewa Suite, Arjuna Suite, Yudhistira Suite, dan Bima Suite, yang semuanya berada di lantai 11 & 15.
Selain pengembangan produk, Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta juga melakukan pengembangan layanan dengan meluncurkan aplikasi Arunika by Grand Sahid Jaya. Aplikasi ini bertujuan mempermudah tamu dalam memesan makanan, mendapatkan informasi terkini dari hotel, serta memperoleh manfaat lain dengan menjadi anggota.
Dampak Kebijakan Efisiensi dan Strategi 2025
Pada tahun 2025, menurut Hengky, unit bisnis Perseroan, terutama Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, terdampak oleh kebijakan efisiensi anggaran pemerintah dan kementerian. Kebijakan ini membatasi kegiatan dan acara seremonial yang biasanya diselenggarakan menggunakan fasilitas hotel.
Hal ini berdampak pada penurunan pendapatan Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, karena selama ini target pasar utama bersumber dari berbagai kegiatan atau acara yang diselenggarakan oleh kementerian menggunakan fasilitas ballroom hotel.
Menyikapi kebijakan yang menyebabkan penurunan pendapatan ini, Perseroan mengambil beberapa langkah strategis, yaitu mengubah jangkauan segmen pasar. Jika pada 2024 segmen Government/MICE mendominasi dengan 72,5%, diikuti Corporate 9,4%, Retail 16,6%, dan Travel Agent 1,5%, maka hingga Mei 2025, terjadi pergeseran. Segmen Retail naik signifikan menjadi 41,6%, segmen Government/MICE turun menjadi 35,8%, segmen Corporate naik menjadi 20,4%, dan Travel Agent mencapai 2,2%. Dengan demikian, target Perseroan di tahun 2025 adalah menggeser fokus pasar lebih besar ke segmen Korporat, Retail, dan Travel Agent untuk mencapai bisnis yang berkelanjutan.
"Tentu saja, dengan menerapkan strategi ini di tahun 2025, diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan unit bisnis hotel di tengah kebijakan efisiensi yang diterapkan oleh pemerintah," tutup Hengky, mengakhiri Public Expose Insidentil tersebut.