Jamkrindo

Rahasia di Balik Kulit Licin dan Lompatan Katak yang Menakjubkan

Oleh Desti Dwi Natasya pada 28 Oct 2025, 16:47 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Kulit licin dan gerakan lincah katak bukan sekadar ciri khas — keduanya adalah hasil adaptasi evolusioner yang luar biasa. Kulit katak memiliki fungsi penting jauh melampaui pelindung tubuh biasa; ia menjadi organ vital yang membantu katak bernapas dan bertahan hidup di lingkungan lembap dan penuh ancaman.

Salah satu fakta paling menarik adalah kemampuan pernapasan kulit (cutaneous respiration). Kulit katak yang tipis dan kaya pembuluh darah memungkinkan mereka menyerap oksigen langsung dari udara maupun air. Lendir di permukaannya menjaga kelembapan kulit, memungkinkan oksigen larut sebelum masuk ke aliran darah. Karena itulah, katak umumnya hidup di tempat lembap seperti rawa dan tanah basah.

Namun, lingkungan seperti itu juga menjadi surga bagi bakteri dan jamur. Untuk melindungi diri, kulit katak menghasilkan lendir yang mengandung peptida antimikroba — senyawa alami yang berfungsi sebagai antibiotik dan antijamur. Lendir ini membantu membunuh patogen berbahaya dan menjaga tubuh katak tetap sehat meski hidup di tempat kotor.

Tak hanya kulitnya, kemampuan melompat katak juga merupakan keajaiban biomekanik. Rahasia di balik lompatan eksplosifnya bukan semata karena otot yang kuat, melainkan sistem “katapel alami” di kaki mereka. Sebelum melompat, otot kaki katak menekan dan meregangkan tendon elastis untuk menyimpan energi. Ketika dilepaskan, energi tersebut melontarkan tubuhnya jauh ke udara — jauh lebih kuat dari sekadar tenaga otot.

Selain itu, banyak spesies katak memiliki kaki berselaput yang tidak hanya membantu berenang, tetapi juga berfungsi layaknya parasut alami. Pada jenis seperti katak terbang (Rhacophorus), selaput lebar di antara jari-jari kaki memungkinkan mereka meluncur di udara (gliding) sejauh puluhan meter dari satu pohon ke pohon lain.

Setiap elemen pada tubuh katak — dari kulit hingga kaki — adalah bukti nyata kecerdikan evolusi. Mereka bukan hanya hewan kecil di tepi rawa, tetapi simbol keseimbangan antara bentuk, fungsi, dan keajaiban alam.