JAKARTA, COBISNIS.COM - Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) memang mempercepat berbagai pekerjaan manusia, namun sejumlah profesi dinilai masih aman dari penggantian oleh AI dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan laporan Future of Jobs dari World Economic Forum (WEF) untuk periode 2023-2027, AI mungkin mengubah banyak pekerjaan, tetapi setidaknya ada 15 profesi yang diprediksi akan tetap relevan hingga tahun 2027.
WEF memprediksi bahwa pekerjaan di bidang pertanian akan mengalami peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang signifikan. Hingga tahun 2027, jumlah pekerja di sektor ini diperkirakan akan bertambah hingga 3 juta orang.
Faktor-faktor seperti ketergantungan pada keterampilan manual serta kebutuhan akan pengawasan langsung atas kondisi lingkungan dianggap menjadi alasan mengapa pekerjaan di bidang pertanian belum tergantikan oleh AI.
Profesi lain yang juga diprediksi aman dari penggantian AI adalah sopir kendaraan berat seperti sopir truk dan sopir bus. Keterampilan fisik dan kemampuan pengambilan keputusan yang cepat serta tanggap dalam situasi darurat menjadi alasan mengapa profesi ini masih bertahan.
Meski teknologi seperti kendaraan otonom terus berkembang, tingkat adaptasi dan keandalannya untuk kendaraan berat dalam berbagai kondisi jalan dan cuaca masih belum mampu mengungguli keterampilan manusia sepenuhnya.
Di peringkat ketiga, profesi di bidang pendidikan kejuruan seperti guru SMK dan dosen vokasi juga diprediksi akan meningkat sekitar 10 persen. Peningkatan kebutuhan ini didorong oleh perkembangan dunia kerja yang semakin membutuhkan keterampilan khusus yang hanya dapat diberikan melalui pendidikan praktis dan langsung. Peran pengajar dalam bidang ini mencakup pengembangan keterampilan teknis, soft skills, serta pengawasan langsung terhadap praktik, yang sulit diotomatisasi oleh kecerdasan buatan.
Laporan ini juga menyebut bahwa profesi-profesi yang memerlukan keterampilan interpersonal dan kreatif umumnya memiliki risiko rendah untuk tergantikan oleh AI. Keterampilan seperti empati, inovasi, dan adaptasi sosial adalah aspek yang sulit diimplementasikan dalam teknologi AI saat ini, sehingga profesi seperti tenaga kesehatan, psikolog, pekerja sosial, dan profesional bidang seni juga termasuk dalam kategori yang cukup aman.
Di sisi lain, meskipun banyak jenis pekerjaan yang masih aman, WEF mengingatkan bahwa peningkatan keahlian atau upskilling bagi tenaga kerja di berbagai bidang tetap diperlukan. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing dan menyiapkan diri terhadap dampak perubahan teknologi yang cepat. AI mungkin akan memainkan peran besar dalam membantu banyak profesi, tetapi profesi yang memerlukan interaksi manusia, intuisi, dan kepekaan sosial masih sulit untuk sepenuhnya tergantikan.
Dengan prediksi tersebut, pekerja di bidang-bidang yang dinilai aman dari AI disarankan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka. Keterampilan teknis yang relevan dan pengembangan kemampuan interpersonal diharapkan akan membuat para pekerja ini lebih siap menghadapi tantangan di masa mendatang. WEF memandang bahwa upaya ini tidak hanya akan mendukung perkembangan ekonomi tetapi juga membantu menjaga stabilitas sosial di tengah perubahan teknologi yang semakin pesat.
Berdasarkan laporan Future of Jobs dari World Economic Forum (WEF) untuk periode 2023-2027, AI mungkin mengubah banyak pekerjaan, tetapi setidaknya ada 15 profesi yang diprediksi akan tetap relevan hingga tahun 2027.
WEF memprediksi bahwa pekerjaan di bidang pertanian akan mengalami peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang signifikan. Hingga tahun 2027, jumlah pekerja di sektor ini diperkirakan akan bertambah hingga 3 juta orang.
Faktor-faktor seperti ketergantungan pada keterampilan manual serta kebutuhan akan pengawasan langsung atas kondisi lingkungan dianggap menjadi alasan mengapa pekerjaan di bidang pertanian belum tergantikan oleh AI.
Profesi lain yang juga diprediksi aman dari penggantian AI adalah sopir kendaraan berat seperti sopir truk dan sopir bus. Keterampilan fisik dan kemampuan pengambilan keputusan yang cepat serta tanggap dalam situasi darurat menjadi alasan mengapa profesi ini masih bertahan.
Meski teknologi seperti kendaraan otonom terus berkembang, tingkat adaptasi dan keandalannya untuk kendaraan berat dalam berbagai kondisi jalan dan cuaca masih belum mampu mengungguli keterampilan manusia sepenuhnya.
Di peringkat ketiga, profesi di bidang pendidikan kejuruan seperti guru SMK dan dosen vokasi juga diprediksi akan meningkat sekitar 10 persen. Peningkatan kebutuhan ini didorong oleh perkembangan dunia kerja yang semakin membutuhkan keterampilan khusus yang hanya dapat diberikan melalui pendidikan praktis dan langsung. Peran pengajar dalam bidang ini mencakup pengembangan keterampilan teknis, soft skills, serta pengawasan langsung terhadap praktik, yang sulit diotomatisasi oleh kecerdasan buatan.
Laporan ini juga menyebut bahwa profesi-profesi yang memerlukan keterampilan interpersonal dan kreatif umumnya memiliki risiko rendah untuk tergantikan oleh AI. Keterampilan seperti empati, inovasi, dan adaptasi sosial adalah aspek yang sulit diimplementasikan dalam teknologi AI saat ini, sehingga profesi seperti tenaga kesehatan, psikolog, pekerja sosial, dan profesional bidang seni juga termasuk dalam kategori yang cukup aman.
Di sisi lain, meskipun banyak jenis pekerjaan yang masih aman, WEF mengingatkan bahwa peningkatan keahlian atau upskilling bagi tenaga kerja di berbagai bidang tetap diperlukan. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing dan menyiapkan diri terhadap dampak perubahan teknologi yang cepat. AI mungkin akan memainkan peran besar dalam membantu banyak profesi, tetapi profesi yang memerlukan interaksi manusia, intuisi, dan kepekaan sosial masih sulit untuk sepenuhnya tergantikan.
Dengan prediksi tersebut, pekerja di bidang-bidang yang dinilai aman dari AI disarankan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka. Keterampilan teknis yang relevan dan pengembangan kemampuan interpersonal diharapkan akan membuat para pekerja ini lebih siap menghadapi tantangan di masa mendatang. WEF memandang bahwa upaya ini tidak hanya akan mendukung perkembangan ekonomi tetapi juga membantu menjaga stabilitas sosial di tengah perubahan teknologi yang semakin pesat.