Jamkrindo

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo, BSI Catat Pertumbuhan di Atas Rata-rata Industri

Oleh Dwi Natasya pada 29 Oct 2025, 16:37 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menutup Triwulan III 2025 dengan capaian kinerja keuangan yang solid. Hampir seluruh indikator utama mencatat pertumbuhan dobel digit, melampaui rata-rata industri, dengan kualitas aset yang tetap sehat.

Kinerja positif ini didorong oleh dua mesin utama bisnis BSI, yakni pembiayaan emas dan layanan haji. Berkat dukungan sektor tersebut, BSI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp5,57 triliun hingga akhir Triwulan III 2025.

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo menyampaikan apresiasi atas dukungan Pemerintahan Presiden Prabowo dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah, terutama melalui pendirian Bank Emas pada Februari 2025. Ia menilai, kebijakan ekonomi dan stimulus yang dikeluarkan pemerintah turut memperkokoh peran BSI dalam menjaga momentum pertumbuhan nasional.

Selain itu, penurunan suku bunga BI Rate dan penempatan dana SAL (Saldo Anggaran Lebih) di perbankan membuat likuiditas semakin kondusif.

Kinerja Dana dan Aset Meningkat

BSI menerima penempatan dana SAL sebesar Rp10 triliun yang telah terserap seluruhnya. Dana ini membantu mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) menjadi Rp348,38 triliun, naik 15,66% (YoY).

Dari total tersebut, mayoritas merupakan dana murah (CASA) dengan porsi 59,42%. Komposisi DPK BSI terdiri dari:

Tabungan: Rp146,36 triliun (41,95%)

Giro: Rp60,64 triliun (17,41%)

Deposito: Rp141,38 triliun (40,58%)

Kenaikan DPK ini turut mendorong total aset BSI mencapai Rp416 triliun, tumbuh 12,37% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Sepanjang 2025, BSI fokus memperkuat dana murah melalui Tabungan Haji dan Tabungan Bisnis, yang masing-masing mencatat pertumbuhan 19% dan 55%.

Bisnis Emas Jadi Penopang Pertumbuhan

Di sisi pembiayaan, BSI membukukan Rp300,85 triliun, tumbuh 12,65% (YoY). Segmen ritel, UMKM, dan konsumer mendominasi dengan kontribusi 72,42% atau Rp217,86 triliun, disusul segmen wholesale sebesar 27,58% atau Rp82,89 triliun.

Produk emas masih menjadi andalan BSI. Sejak peluncuran layanan bulion oleh pemerintah pada Februari 2025, bisnis emas BSI tumbuh 72,82% (YoY) menjadi Rp18,76 triliun.

Rinciannya:

Cicil Emas: Rp10,32 triliun (naik 106,36%)

Gadai Emas: Rp8,44 triliun (naik 44,19%)

Selain itu, Tabungan Emas juga meningkat dengan saldo kelolaan 1,15 ton, penjualan 1,69 ton, dan 200 ribu rekening emas aktif.

Pertumbuhan pesat di sektor emas turut mendorong pembiayaan konsumer naik 15,02% menjadi Rp167,62 triliun, dengan kontribusi besar dari sektor telekomunikasi, agrobisnis, dan transportasi.

Kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan NPF Gross 1,86%, membaik dibanding periode sebelumnya dan lebih baik dari rata-rata industri.

Digitalisasi Perkuat Ekspansi Bisnis

Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menegaskan bahwa transformasi digital menjadi kunci pertumbuhan BSI ke depan.

“Selain inovasi produk, kami fokus memperkuat infrastruktur IT dan digital agar layanan semakin cepat, efisien, dan berdaya saing,” ujarnya.

Hingga Triwulan III 2025, pengguna BYOND by BSI meningkat pesat hingga 5,23 juta user (naik 164% YtD).

BSI juga memperluas jaringan layanan yang kini mencakup:

5.859 ATM/CRM

126 ribu BSI Agen

22 ribu BSI EDC

527 ribu merchant BSI QRIS

34 ribu pengguna BEWIZE by BSI

Untuk segmen UMKM, BSI menghadirkan portal Salam Digital, yang mempermudah pengajuan pembiayaan mikro secara daring.

Hasilnya, pembiayaan UMKM naik menjadi Rp50,25 triliun, dengan porsi Pembiayaan Inklusif Makroprudensial mencapai 34,24% per September 2025.

Dukung Asta Cita Pemerintah

Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, BSI terus memperkuat kontribusi terhadap Asta Cita Pemerintah, dengan fokus pada kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi inklusif.

Beberapa inisiatif utama BSI antara lain:

Hilirisasi dan monetisasi emas (layanan bulion) hingga 1,7 ton

Penyaluran KUR Syariah senilai Rp25 triliun untuk 308.310 nasabah

Pembiayaan KPR FLPP sebanyak 22 ribu unit (OS Rp3,3 triliun)

Program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Aceh

Dukungan untuk program makan bergizi gratis (MBG) dan ekonomi hijau

Kontribusi zakat perusahaan sebesar Rp849 miliar sejak merger

Melalui BSI Maslahat, dana ZISWAF disalurkan ke berbagai sektor pemberdayaan umat, di antaranya:

Sosial: 226 ribu penerima manfaat

Dakwah: 34 ribu penerima manfaat

Pendidikan: 13 ribu penerima manfaat

Kesehatan dan ekonomi: ribuan penerima manfaat lainnya

“Menjelang akhir tahun, kami berkomitmen menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan, memperkuat transformasi digital, serta meningkatkan kapabilitas SDM dan infrastruktur,” tutup Cahyo.