JAKARTA, Cobisnis.com - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akhirnya mencatatkan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya sejak merger Gojek dan Tokopedia pada 2021.
Namun di balik angka positif yang disampaikan manajemen, sejumlah indikator menunjukkan bahwa keberlanjutan profitabilitas perusahaan teknologi ini masih harus diuji.
Dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025 yang belum diaudit dan belum direviu, GoTo mencatat laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar, meningkat tajam Rp728 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bersih naik 21% YoY menjadi Rp4,7 triliun, sementara Gross Transaction Value (GTV) grup tumbuh 28% YoY menjadi Rp176 triliun.
Secara operasional, perusahaan juga membukukan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp516 miliar, naik 239% YoY, dan mempertahankan tren EBITDA positif selama empat kuartal berturut-turut.
Arus kas bebas yang disesuaikan pun berbalik positif Rp247 miliar, menandakan perbaikan disiplin biaya dan efisiensi operasional.
Namun, capaian ini masih perlu dicermati lebih jauh. Laporan yang belum diaudit membuat investor perlu berhati-hati dalam menilai kualitas laba tersebut.
Selain itu, lonjakan laba lebih banyak bersumber dari pengendalian biaya, bukan dari lonjakan signifikan di sisi pendapatan inti, sebuah pola yang sering kali sulit dipertahankan dalam jangka panjang, terutama di tengah persaingan sengit dengan pemain lain seperti Grab dan Shopee.
Dari sisi kas, posisi GoTo tetap kuat dengan Rp18 triliun (US$1,1 miliar) kas dan setara kas. Namun besarnya cadangan ini juga menjadi sinyal bahwa perusahaan masih menahan diri dari ekspansi agresif, kemungkinan karena fokus pada efisiensi dan pengendalian rugi bersih.
Yang menarik, GoTo mulai menaruh harapan besar pada kecerdasan buatan (AI) sebagai mesin efisiensi baru. Perusahaan melaporkan kemajuan dalam pengembangan Large Language Model (LLM) internal yang diklaim lebih hemat GPU dan mengungguli model 70 miliar parameter sebelumnya.
AI disebut telah membantu meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 6% dan mempercepat proses penagihan dengan biaya lebih rendah.
Meski demikian, langkah GoTo dalam mengembangkan AI internal menimbulkan pertanyaan mengenai fokus strategis dan profitabilitas jangka panjang. Pengembangan model AI berskala besar membutuhkan investasi infrastruktur yang tidak kecil.