JAKARTA, Cobisnis.com – Roblox kini dikenal sebagai salah satu platform game terbesar di dunia dengan lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan. Namun, perjalanan Roblox menuju titik ini bukanlah hal instan. Sejarah panjangnya mencerminkan perkembangan industri game global yang semakin terhubung dengan ekonomi digital dan budaya kreator.
Roblox pertama kali dikembangkan pada 2004 oleh David Baszucki dan Erik Cassel. Kala itu, game ini masih bernama DynaBlocks sebelum akhirnya berganti nama menjadi Roblox pada 2005. Nama Roblox sendiri merupakan gabungan dari kata "robots" dan "blocks", merefleksikan konsep dunia virtual berbasis konstruksi blok. Pada 1 September 2006, Roblox resmi dirilis ke publik dan mulai menapaki jalannya di industri gim daring.
Sejak awal, Roblox membawa konsep unik berupa sandbox online, tempat pemain tidak hanya bermain tetapi juga membuat game mereka sendiri. Fitur Roblox Studio yang diluncurkan pada periode 2006–2012 menjadi kunci, karena memungkinkan pengguna menciptakan pengalaman virtual berbasis scripting Lua. Pada fase ini, Robux sebagai mata uang virtual juga diperkenalkan pada 2007, membuka jalan menuju ekosistem ekonomi internal.
Fitur sosial seperti teman, chat, dan grup semakin memperkuat komunitas pengguna. Dengan demikian, Roblox tumbuh bukan sekadar sebagai gim, melainkan platform sosial interaktif. Hal ini menempatkan Roblox pada posisi berbeda dibandingkan gim online lainnya, karena mampu menggabungkan hiburan, kreativitas, dan jejaring sosial dalam satu ekosistem.
Pertumbuhan pesat terjadi pada 2013–2016 ketika Roblox mulai merambah perangkat mobile. Kehadirannya di iOS, Android, dan konsol Xbox One memperluas basis pengguna secara signifikan. Konten buatan pengguna (user generated content/UGC) serta sistem monetisasi memberikan peluang bagi pengembang kecil hingga individu untuk meraup keuntungan dari gim mereka. Hingga 2016, Roblox mencatat lebih dari 30 juta pengguna aktif bulanan.
Memasuki era 2017–2020, Roblox menjelma menjadi fenomena global di kalangan anak-anak dan remaja. Event virtual, konser musik, dan kolaborasi dengan merek ternama memperkuat posisi Roblox sebagai platform hiburan digital yang relevan dengan tren masa kini. Pada 2019, jumlah pengguna aktif bulanan Roblox melonjak hingga 100 juta, menandakan skala adopsi global yang semakin masif.
Pandemi Covid-19 menjadi titik balik besar dalam sejarah Roblox. Saat aktivitas luar ruangan terbatas, Roblox menjadi alternatif hiburan dan ruang sosial virtual. Jumlah pengguna melonjak, dan popularitas platform ini kian menancap. Pada Maret 2021, Roblox Corporation resmi melantai di Bursa Efek New York (NYSE) dengan valuasi lebih dari 40 miliar dolar AS, mempertegas posisinya sebagai pemain besar dalam industri gim dan ekonomi digital.
Pasar modal menilai langkah ini sebagai penguatan model bisnis berbasis konten buatan pengguna. Developer gim di Roblox dapat meraih miliaran rupiah hanya dari satu gim populer, yang menggambarkan potensi ekonomi kreatif digital. Perusahaan ini tidak hanya menjual hiburan, melainkan juga membuka peluang bisnis global berbasis komunitas kreator.
Hingga 2022–2025, Roblox berkembang menjadi bagian penting dari wacana metaverse. Platform ini menawarkan jutaan “experiences” buatan pengguna, dari simulasi hingga gim edukasi. Dengan basis lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan, Roblox kini menjadi salah satu contoh paling nyata bagaimana industri gim, kreativitas, dan ekonomi digital saling terhubung.
Sejarah Roblox memperlihatkan transformasi dari sebuah eksperimen sederhana menjadi raksasa industri global. Dari awal bernama DynaBlocks hingga sekarang, Roblox telah membuktikan bahwa masa depan gim tidak lagi sebatas hiburan, tetapi juga ekosistem ekonomi yang menghubungkan pemain, kreator, dan pasar dalam skala dunia.