Jamkrindo

Sepak Bola Bukan Cuma Hiburan, Tapi Identitas dan Harga Diri Bangsa

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 23 Oct 2025, 07:10 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Di banyak negara, sepak bola bukan cuma olahraga yang dimainkan 22 orang di lapangan. Ia udah berubah jadi cermin kehidupan sosial, politik, sampai ekonomi masyarakat. Setiap gol, sorak, dan air mata di stadion sering kali nyimbolin lebih dari sekadar hasil pertandingan.

Di Amerika Latin misalnya, sepak bola tumbuh bareng sejarah perjuangan rakyat. Klub seperti Boca Juniors di Argentina atau Flamengo di Brasil bukan cuma tempat fans bersorak, tapi juga bagian dari identitas kota dan kelas sosial. Di sana, mendukung tim berarti ikut dalam cerita besar tentang kebanggaan dan perlawanan.

Hal yang sama juga terasa di Eropa. Klub seperti Barcelona dan Real Madrid punya makna politik yang dalam. “Mes que un club” atau “lebih dari klub” bukan sekadar slogan, tapi refleksi dari perlawanan masyarakat Catalonia terhadap kekuasaan masa lalu. Bola jadi cara halus buat bicara politik tanpa harus di parlemen.

Sepak bola juga berperan dalam membangun citra negara. Inggris, Italia, Prancis, dan Jerman pakai kesuksesan tim nasional buat memperkuat pengaruh budaya dan kebanggaan nasional. Gelar Piala Dunia sering dianggap lebih dari trofi itu simbol kehebatan bangsa di mata dunia.

Secara ekonomi, sepak bola udah jadi industri bernilai triliunan dolar. Dari hak siar, sponsor, sampai penjualan merchandise, semua berputar masif. Klub besar seperti Manchester United atau Real Madrid bahkan punya valuasi lebih tinggi dari sebagian perusahaan publik di bursa saham.

Tapi di balik gemerlap itu, sepak bola juga bisa jadi alat politik. Banyak pemimpin negara sadar, dukungan fans bisa diubah jadi modal kekuasaan. Karena itu, pemerintah sering ikut campur, baik lewat investasi, pengaturan liga, atau bahkan pencitraan lewat momen kemenangan tim nasional.

Di sisi sosial, sepak bola juga punya kekuatan nyatuin orang lintas kelas, agama, bahkan konflik. Contohnya saat perang dunia, pasukan yang berlawanan pernah berhenti sejenak cuma buat main bola bareng di hari Natal. Momen itu jadi bukti, sepak bola bisa jadi bahasa perdamaian yang universal.

Fenomena globalisasi juga ngebawa wajah baru buat dunia bola. Pemain dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin kini bersinar di Eropa, nunjukin bahwa talenta enggak kenal batas geografi. Liga-liga top pun jadi panggung percampuran budaya dan nilai ekonomi baru.

Di Indonesia sendiri, sepak bola juga punya makna serupa. Bukan cuma hiburan, tapi bagian dari kebanggaan daerah, simbol solidaritas, sekaligus ruang ekspresi sosial. Setiap pertandingan Liga 1 misalnya, bisa ngebawa suasana seperti pesta rakyat di berbagai kota.

Akhirnya, sepak bola tetap jadi hal sederhana: sebuah permainan yang bisa menyentuh siapa aja. Tapi di balik kesederhanaannya, ada lapisan makna yang dalam tentang identitas, kebanggaan, dan rasa memiliki yang bikin dunia terus jatuh cinta sama satu bola.