JAKARTA, Cobisnis.com – Julia Prastini, yang dikenal publik dengan nama Jule, merupakan influencer asal Indonesia yang pernah berada di puncak popularitas berkat konten gaya hidup, kecantikan, serta kisah pernikahan lintas budaya bersama Na Daehoon, pria asal Korea Selatan. Namun, perjalanan kariernya mulai terguncang setelah pernikahan tersebut berakhir akibat isu perselingkuhan. Kini, pada Desember 2025, Jule kembali menjadi sorotan publik usai terseret dugaan perselingkuhan baru yang berdampak besar pada reputasi dan kariernya.
Isu terbaru mencuat setelah muncul dugaan hubungan terlarang antara Jule dan Yuka, yang diketahui merupakan pasangan dari sahabat dekatnya sendiri, Aliyah Balqis. Kasus ini pun memicu gelombang reaksi negatif yang luas di media sosial.
Reaksi Publik dan Hancurnya Citra
Kontroversi ini mencuat ke permukaan setelah Aliyah mengunggah video di TikTok pada 13 Desember 2025. Dalam video tersebut, ia memperlihatkan sejumlah bukti berupa percakapan dan kontak bernama “Zakie” yang disebut-sebut mengarah pada Jule. Fakta bahwa Jule selama ini menjadi tempat curhat Aliyah terkait persoalan rumah tangga membuat publik menilai kasus ini sebagai bentuk pengkhianatan sahabat.
Tagar seperti #JuleSelingkuh, #PengkhianatSahabat, hingga #JulePromo12.12 langsung ramai digunakan warganet. Dalam waktu singkat, jumlah pengikut Jule mengalami penurunan signifikan, disertai anjloknya tingkat interaksi hingga sekitar 40 persen.
Situasi makin memburuk setelah Safrie Ramadhan, yang juga terseret dalam konflik ini, membagikan foto-foto yang diklaim sebagai bukti pertemuan rahasia Jule dan Yuka. Safrie mengaku turut merasa dikhianati, sementara Aliyah sebagai pihak yang dirugikan kembali membagikan percakapan yang menguatkan dugaan tersebut.
Dampak Finansial dan Hilangnya Kesempatan
Sebagai influencer, sumber penghasilan utama Jule berasal dari kerja sama merek dan konten berbayar. Sebelum kontroversi ini, ia diketahui mampu memperoleh pendapatan hingga puluhan juta rupiah dari satu unggahan promosi. Namun, sejak isu mencuat, sejumlah brand kecantikan dan fesyen memilih menghentikan kerja sama karena citra Jule dinilai tidak sejalan dengan nilai yang mereka junjung.
Selain itu, algoritma platform media sosial seperti Instagram dan TikTok cenderung membatasi distribusi konten yang sarat kontroversi. Akibatnya, jumlah penayangan dan peluang monetisasi Jule ikut merosot tajam. Kesempatan kolaborasi dengan influencer lain pun semakin tertutup karena banyak pihak enggan terseret polemik.
Tekanan Mental dan Tantangan Pemulihan
Di luar kerugian materi, Jule juga menghadapi tekanan psikologis yang besar akibat kecaman publik dan serangan siber. Pola skandal yang berulang membuat publik menilai Jule gagal belajar dari masa lalu, sehingga kepercayaan terhadap dirinya semakin terkikis.
Meski demikian, dalam industri digital, peluang untuk bangkit tetap terbuka. Sejumlah kasus serupa menunjukkan bahwa pemulihan reputasi memungkinkan dilakukan melalui permintaan maaf yang tulus, perubahan sikap, dan rebranding konten yang konsisten. Namun, proses tersebut umumnya memerlukan waktu panjang, bahkan hingga satu tahun.
Kasus ini kembali menegaskan bagaimana media sosial memiliki kekuatan besar dalam membentuk sekaligus meruntuhkan karier seseorang. Satu keputusan ceroboh dapat membuka aib ke ruang publik dan meninggalkan dampak jangka panjang yang sulit dipulihkan.