Jamkrindo

Sony Kuasai Dunia Kamera Lewat Teknologi Sensornya

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 02 Nov 2025, 10:39 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Di balik kamera smartphone, mobil listrik, hingga perangkat keamanan modern, ada satu nama besar yang jarang muncul di permukaan: Sony. Perusahaan asal Jepang ini kini menjadi pemimpin global di industri sensor kamera dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 50 persen.

Teknologi sensor Sony digunakan di berbagai perangkat, mulai dari iPhone, Samsung Galaxy, Google Pixel, hingga sistem kamera mobil Tesla. Hampir semua merek besar mengandalkan sensor buatan Sony untuk menghasilkan kualitas gambar terbaik.

Keunggulan utama Sony terletak pada teknologi CMOS (Complementary Metal-Oxide-Semiconductor), yang mampu menangkap cahaya dan mengubahnya menjadi data digital dengan efisien. Teknologi ini membuat hasil foto lebih tajam sekaligus hemat daya.

Lewat lini produk Exmor dan IMX series, Sony berhasil memperkuat posisinya di industri semikonduktor global. Sensor ini digunakan tidak hanya di perangkat konsumen, tapi juga di sektor industri, robotik, dan kendaraan otonom.

Apple disebut sebagai salah satu klien terbesar Sony. Setiap peluncuran iPhone baru selalu melibatkan sensor kamera produksi Sony. Dari kerja sama ini, perusahaan mengantongi pendapatan hingga miliaran dolar setiap tahunnya.

Sony juga dikenal berani berinvestasi besar untuk riset dan pengembangan. Perusahaan mengalokasikan sekitar US$1,5 miliar per tahun untuk mengembangkan sensor generasi baru dengan performa lebih baik dan ukuran lebih kecil.

Hasilnya terlihat pada kualitas gambar dan video yang semakin realistis di berbagai perangkat modern. Pengembangan sensor juga membuka peluang bagi Sony untuk masuk ke sektor teknologi lain, seperti AI dan otomotif.

Unit bisnis semikonduktor kini menjadi salah satu penyumbang utama laba Sony, melampaui kontribusi dari produk hiburan dan elektronik rumah tangga. Langkah ini menunjukkan pergeseran fokus perusahaan menuju sektor teknologi masa depan.

Filosofi bisnis Sony cukup sederhana: berfokus pada teknologi inti, bukan hanya produk akhir. Pendekatan ini membuat Sony tidak perlu bersaing langsung dengan produsen ponsel, tapi tetap menjadi pihak penting di balik teknologi mereka.

Dengan laba bersih tahunan lebih dari US$8 miliar, Sony berhasil menunjukkan bahwa kekuatan bisnis modern bukan sekadar dari produk yang dijual, tapi dari teknologi yang menopang banyak industri sekaligus.