Jamkrindo

Taiwan Tegaskan Tak Bergantung pada China untuk Pasokan Logam Tanah Jarang

Oleh Zahra Zahwa pada 12 Oct 2025, 15:39 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Pemerintah Taiwan menyatakan bahwa sebagian besar kebutuhan logam tanah jarang (rare earth) di negaranya dipasok oleh Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang, bukan dari China. Namun, dampak pembatasan ekspor baru yang diberlakukan China terhadap industri semikonduktor global masih perlu dikaji lebih lanjut, kata Kementerian Ekonomi Taiwan pada Minggu (12/10/2025).

China pada Kamis lalu memperluas pengendalian ekspor logam tanah jarang secara signifikan, dengan menambahkan lima elemen baru serta memperketat pengawasan terhadap pengguna chip. Langkah ini dilakukan menjelang pembicaraan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, sebagai bagian dari upaya Beijing memperketat kendali atas sektor strategis tersebut.

Dalam pernyataannya, Kementerian Ekonomi Taiwan menegaskan bahwa kebanyakan bahan terkait logam tanah jarang yang dibutuhkan industri domestik berasal dari Eropa, AS, dan Jepang.

“Dampak terhadap operasional industri semikonduktor masih memerlukan penilaian lebih lanjut. Kami akan terus memantau perubahan biaya bahan baku dan efek tidak langsung dari penyesuaian rantai pasokan,” tulis kementerian tersebut.

Taiwan merupakan rumah bagi TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company) produsen chip kontrak terbesar di dunia dan pembuat utama chip canggih yang menjadi komponen penting dalam aplikasi kecerdasan buatan (AI).

Sementara itu, pada Minggu pagi, China membela kebijakan pembatasan ekspor logam tanah jarang dan peralatan pendukungnya dengan alasan keamanan, menyebut kebijakan tersebut didorong oleh kekhawatiran atas penggunaan militer dari logam-logam tersebut di tengah meningkatnya konflik global.