Jamkrindo

Tanpa Sistem Keuangan yang Stabil, Ekonomi Bisa Goyang

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 10 Oct 2025, 08:05 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Sistem keuangan yang stabil menjadi pondasi utama bagi setiap negara untuk menjaga ketahanan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Tanpa stabilitas keuangan, arus uang, kredit, dan investasi dapat terganggu sehingga menimbulkan ketidakpastian ekonomi. Kondisi ini bisa berujung pada krisis yang memengaruhi kehidupan masyarakat luas.

Stabilitas keuangan berarti seluruh lembaga keuangan, termasuk perbankan dan pasar modal, berfungsi dengan baik dan saling terhubung secara sehat. Arus dana dari penabung, investor, hingga pelaku usaha berjalan lancar, mendukung kegiatan produksi, dan memperkuat daya beli masyarakat.

Dalam konteks ekonomi, sistem keuangan yang sehat juga menjaga kepercayaan publik terhadap perbankan. Masyarakat lebih yakin untuk menabung dan berinvestasi ketika dana mereka dianggap aman. Kepercayaan inilah yang menjadi bahan bakar utama perputaran ekonomi nasional.

Stabilitas ini turut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Ketika sistem keuangan bekerja efisien, investasi meningkat, lapangan kerja terbuka, dan konsumsi rumah tangga tumbuh. Sebaliknya, ketidakstabilan dapat menimbulkan krisis keuangan, seperti yang pernah terjadi pada 1997 dan 2008.

Salah satu fungsi utama sistem keuangan stabil adalah menjaga nilai tukar mata uang dan tingkat inflasi. Melalui koordinasi antara bank sentral dan lembaga keuangan, kebijakan moneter dijalankan agar harga tetap terkendali dan nilai uang tidak tergerus oleh inflasi.

Krisis keuangan yang berawal dari lemahnya sistem perbankan bisa menimbulkan efek domino. Ketika bank gagal menjaga likuiditas, kepercayaan masyarakat menurun dan aktivitas ekonomi melambat. Pengalaman Indonesia pada krisis moneter 1998 menjadi pelajaran penting betapa rapuhnya ekonomi tanpa stabilitas keuangan.

Selain itu, stabilitas keuangan juga menjaga keamanan tabungan masyarakat. Lembaga seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berperan penting melindungi dana nasabah agar kepercayaan publik terhadap sistem perbankan tetap kuat. Langkah ini menjadi jaminan keamanan di tengah ketidakpastian global.

Pemerintah dan bank sentral memiliki tanggung jawab besar menjaga kestabilan ini melalui kebijakan fiskal dan moneter yang terukur. Keseimbangan antara suku bunga, nilai tukar, dan likuiditas menjadi kunci agar ekonomi tidak terlalu panas atau terlalu lemah.

Di era digital, stabilitas keuangan juga diuji oleh kemunculan teknologi finansial (fintech). Inovasi digital mempercepat arus transaksi, tetapi juga membawa risiko baru seperti keamanan siber dan ketimpangan regulasi. Karena itu, pengawasan dan kebijakan adaptif menjadi semakin penting.

Ke depan, stabilitas sistem keuangan tidak hanya menjadi urusan sektor perbankan, tetapi tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat. Dengan sistem keuangan yang kuat, negara dapat menghadapi tantangan global sekaligus menjaga kesejahteraan ekonomi rakyat.