JAKARTA, Cobisnis.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan pada Minggu (19/10) bahwa ia akan tetap memberlakukan tarif besar terhadap India hingga negara tersebut berhenti mengimpor minyak dari Rusia. Trump mengklaim bahwa Perdana Menteri India, Narendra Modi, telah berjanji untuk menghentikan pembelian minyak Rusia.
“Saya berbicara dengan Perdana Menteri Modi, dan dia mengatakan tidak akan melanjutkan pembelian minyak Rusia,” ujar Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.
Namun, ketika ditanya soal pernyataan India yang mengaku tidak mengetahui adanya percakapan tersebut, Trump menegaskan, “Kalau mereka mau bilang begitu, maka mereka akan terus membayar tarif besar dan mereka tidak ingin itu terjadi.”
Minyak Rusia telah menjadi salah satu pemicu ketegangan dalam negosiasi perdagangan panjang antara AS dan India. Sekitar setengah dari tarif 50% yang diterapkan Trump terhadap barang-barang India merupakan balasan atas pembelian minyak Rusia oleh New Delhi. Pemerintah AS berpendapat bahwa pendapatan minyak tersebut turut mendanai perang Rusia di Ukraina.
India saat ini menjadi pembeli terbesar minyak Rusia di pasar global, setelah negara-negara Barat berhenti melakukan pembelian dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow akibat invasi ke Ukraina pada 2022.
Seorang pejabat pemerintah India mengatakan bahwa pembicaraan perdagangan antara kedua negara masih berlangsung dalam suasana “kondusif”. Delegasi India yang baru saja kembali dari Washington menolak memberikan rincian lebih lanjut karena alasan sensitivitas negosiasi.
Sementara itu, Kpler, perusahaan data komoditas, memperkirakan impor minyak Rusia oleh India justru akan meningkat sekitar 20% pada Oktober menjadi 1,9 juta barel per hari, seiring dengan peningkatan ekspor Rusia setelah kilang-kilangnya diserang drone Ukraina.