JAKARTA, Cobisnis.com - Media sosial tengah diramaikan dengan seruan untuk mem-blacklist atau memasukkan dalam daftar hitam lulusan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, dari semua perguruan tinggi dan perusahaan. Seruan kontroversial ini muncul menyusul aksi mogok massal dan unjuk rasa ratusan siswa yang menuntut Kepala Sekolah (Kepsek), Dini Fitria, mundur dari jabatannya.
Aksi protes yang melibatkan 630 siswa ini merupakan buntut dari kasus penamparan yang dilakukan Kepsek Dini Fitria terhadap seorang murid yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Selama dua hari, ratusan siswa SMAN 1 Cimarga melancarkan mogok sekolah dan memasang spanduk berisi tuntutan tegas: "Kami Tidak Akan Sekolah Sebelum Kepsek Dilengserkan."
Dibanjiri Hujatan dan Ancaman Blacklist
Tak disangka, dukungan yang diharapkan oleh ratusan siswa tersebut justru berbalik menjadi cibiran dan amarah publik di media sosial. Mayoritas warganet menganggap aksi mogok itu sebagai bentuk dukungan yang salah terhadap murid yang jelas melanggar aturan sekolah dengan merokok.
Kecaman ini kemudian meluas menjadi ancaman serius terhadap masa depan akademik dan karir para siswa. Berbagai cuitan yang meminta HRD perusahaan dan panitia seleksi perguruan tinggi untuk mewaspadai bahkan menolak angkatan ini dari SMAN 1 Cimarga viral.
"Peruasahaan ataupun PTN/PTS mohon waspada terhadap alumni angkatan ini SMAN 1 Cimarga. Jika saya jadi kalian akan saya blacklist mereka semua...," tulis salah satu akun. Akun lain bahkan menyerukan penolakan terhadap satu angkatan penuh, dari kelas 10 hingga 12, untuk magang atau bekerja.
Pembelaan Haru Sang Kepala SekolahMenanggapi gelombang protes, stigma negatif, dan ancaman terhadap masa depan anak didiknya, Kepala SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, akhirnya angkat bicara.
Alih-alih menanggapi tuntutan pemakzulan dirinya, Dini Fitria memilih untuk membela dan memohon ampunan bagi ratusan siswanya.
"Bagaimanapun mereka adalah murid-murid saya yang tetap harus menjemput nasib baiknya. Saya berharap mereka bisa diterima di perguruan tinggi dan sukses di masa depan,” ujar Dini dengan nada memohon, Kamis (16/10/2025).
Dini Fitria berdalih bahwa para siswa yang terlibat dalam aksi mogok masih berada pada usia remaja yang rentan dan membutuhkan bimbingan, bukan penghakiman. Ia secara terbuka meminta publik, kampus, dan dunia kerja untuk memaafkan perilaku mereka.
“Saya mohon agar perilaku mereka dimaafkan. Mereka masih anak-anak yang perlu diarahkan. Jangan sampai satu kesalahan membuat masa depan mereka tertutup,” katanya penuh haru.
Sebagai pemimpin sekolah, Dini mengaku memikul beban moral untuk memastikan lulusan SMAN 1 Cimarga tetap mendapat kesempatan yang sama. Ia menyatakan sedang berjuang agar para siswa tetap dapat diterima di perguruan tinggi, termasuk melalui jalur SNMPTN, tanpa dibayangi oleh peristiwa yang kini viral tersebut.