Jamkrindo

3 Negara Ini Tarik Pajak Tinggi, Tapi Warganya Dapat Banyak Manfaat

Oleh M.Dhayfan Al-ghiffari pada 21 Oct 2025, 09:07 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – Negara-negara Nordik seperti Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia dikenal memiliki tarif pajak tertinggi di dunia. Pajak penghasilan bisa mencapai 50–55 persen, sementara pajak konsumsi (VAT) rata-rata 25 persen.

Meski terlihat tinggi, pajak ini digunakan untuk membiayai layanan publik yang lengkap. Pendidikan gratis, kesehatan gratis, transportasi publik modern, dan jaminan sosial menjadi bagian dari keseharian warga.

Denmark, misalnya, mengenakan pajak penghasilan hingga 55 persen untuk penghasilan tinggi, tapi warganya menikmati sistem kesehatan yang mendekati sempurna dan pendidikan gratis dari SD hingga universitas.

Swedia memberlakukan tarif progresif sampai 57 persen, ditambah pajak konsumsi tinggi. Semua dana ini digunakan untuk menutup biaya layanan publik, mendukung energi terbarukan, dan pembangunan infrastruktur.

Norwegia menekankan pajak tinggi sebagai sumber dana jaminan sosial dan dana pensiun, sementara Finlandia memanfaatkan pajak untuk riset, inovasi, dan kesejahteraan warganya.

Sistem pajak progresif berarti semakin tinggi penghasilan, semakin tinggi pajak yang dibayarkan. Ini dilakukan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan mendistribusikan kekayaan lebih merata.

Keberhasilan sistem ini juga didukung tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap pemerintah. Warga patuh membayar pajak karena merasa manfaat yang diterima sebanding dengan pajak yang dikeluarkan.

Efek positif pajak tinggi terlihat di kualitas hidup. Warga menikmati layanan publik berkualitas tanpa harus membayar mahal sendiri, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Meski pajak tinggi, negara-negara Nordik tetap menarik bagi investor. Infrastruktur baik, stabilitas sosial, dan kualitas SDM jadi daya tarik utama untuk investasi global.

Pada akhirnya, pajak tinggi bukan sekadar beban, tapi alat untuk menjaga kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan. Model ini jadi contoh bagi banyak negara yang ingin meningkatkan layanan publik tanpa menambah kesenjangan sosial.