JAKARTA, Cobisnis.com – Sedikit orang tahu kalau dua perang paling mematikan di dunia, Perang Dunia I dan II, berawal dari satu peristiwa sederhana: satu tembakan di Sarajevo. Tapi dari peristiwa itu, sejarah dunia berubah total.
Perang Dunia I pecah pada 1914 setelah pewaris takhta Austria-Hongaria, Archduke Franz Ferdinand, tewas ditembak oleh nasionalis Serbia. Aksi itu memicu kemarahan Austria, yang langsung menyerang Serbia, lalu menyeret sekutu masing-masing ke medan perang.
Eropa saat itu memang sudah panas. Persaingan ekonomi, ambisi kolonial, dan rasa nasionalisme yang tinggi bikin setiap negara siap berperang kapan saja. Ketika satu negara menembak, yang lain langsung menyalakan meriam.
Dua blok besar pun terbentuk. Di satu sisi ada Inggris, Prancis, dan Rusia yang tergabung dalam Sekutu. Di sisi lain ada Jerman, Austria-Hongaria, dan Turki Utsmani sebagai Blok Sentral. Dunia pun masuk ke perang besar pertama dalam sejarah modern.
Empat tahun perang menelan lebih dari 16 juta nyawa. Jerman kalah dan dijatuhi sanksi berat lewat Perjanjian Versailles tahun 1919. Tapi dendam dan rasa malu yang lahir dari perjanjian itu justru jadi bara bagi perang berikutnya.
Dua dekade kemudian, tepatnya pada 1939, dunia kembali terbakar. Kali ini, Jerman di bawah Adolf Hitler mulai melanggar perjanjian perdamaian dan menyerbu Polandia. Inggris dan Prancis merespons dengan deklarasi perang. Maka dimulailah Perang Dunia II.
Kali ini, konflik tak cuma di Eropa. Jepang ikut menyerang Asia Pasifik, termasuk Pearl Harbor pada 1941, yang membuat Amerika Serikat masuk ke perang. Dunia benar-benar terbagi dua: Sekutu melawan Poros.
Perang Dunia II jauh lebih brutal. Kota-kota hancur, kamp konsentrasi muncul, dan teknologi senjata meningkat tajam. Tragedi puncaknya terjadi pada Agustus 1945, saat AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
Setelah enam tahun pertumpahan darah, Jerman menyerah pada Mei 1945, diikuti Jepang beberapa bulan kemudian. Dunia menyadari, tak ada yang benar-benar menang dalam perang sebesar itu. Yang tersisa hanyalah kehancuran dan rasa kehilangan.
Sebagai pelajaran, negara-negara akhirnya membentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1945. Tujuannya sederhana tapi penting: mencegah dunia jatuh ke lubang yang sama — karena satu tembakan ternyata bisa mengguncang seluruh peradaban manusia.