JAKARTA, Cobisnis.com – Badan sepak bola Irlandia akan melakukan voting pada Sabtu untuk menentukan apakah mereka akan mengajukan mosi resmi kepada UEFA guna meminta penangguhan segera Israel dari kompetisi Eropa.
Resolusi yang diajukan dan didukung beberapa klub anggota itu menuduh Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) melanggar dua ketentuan independen dalam statuta UEFA, termasuk mengorganisir klub di wilayah Palestina yang diduduki tanpa persetujuan Asosiasi Sepak Bola Palestina.
Pelanggaran kedua berkaitan dengan dugaan kegagalan IFA menerapkan dan menegakkan kebijakan anti-rasisme yang efektif. Mosi tersebut juga menyerukan UEFA untuk mempublikasikan kriteria transparan mengenai penangguhan atau pengeluaran asosiasi anggota.
Juru bicara Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI) mengonfirmasi bahwa voting akan dilakukan. Juru bicara UEFA menyatakan bahwa mereka tidak memberi komentar terkait isu ini, sementara IFA tidak tersedia untuk dimintai komentar.
Resolusi itu diajukan oleh salah satu klub terkemuka Irlandia, Bohemian FC. “Ini adalah pelanggaran yang sangat serius, aturan penting yang diabaikan,” kata Daniel Lambert, kepala operasional Bohemians, kepada Reuters. Ia mengatakan optimis resolusi itu akan lolos setelah melakukan lobi kepada klub lain.
UEFA sempat mempertimbangkan voting bulan lalu mengenai kemungkinan penangguhan Israel akibat perang di Gaza, menurut seorang sumber Reuters. Namun hal itu tidak terjadi setelah gencatan senjata yang ditengahi AS berlaku pada 10 Oktober.
Para ahli PBB pada September menyerukan penangguhan Israel dari sepak bola internasional setelah laporan Komisi Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa Israel telah melakukan genosida selama perang di Gaza.
Pimpinan badan sepak bola Turki dan Norwegia juga menyerukan penangguhan Israel tak lama setelah itu. Israel membantah tuduhan genosida dan menyebut laporan tersebut sebagai sesuatu yang memalukan.
Pemerintah Irlandia menjadi salah satu pihak di Uni Eropa yang paling vokal mengkritik serangan Israel di Gaza. Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina tahun lalu dan tengah berupaya membatasi perdagangan dengan permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki. Serangan militer di Gaza telah menewaskan lebih dari 65.000 orang, menurut otoritas kesehatan lokal, serta menyebabkan kehancuran dan kelaparan luas.
Konflik ini bermula setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan mengakibatkan 251 sandera, menurut data Israel.