JAKARTA, Cobisnis.com – Dalam beberapa tahun terakhir, dunia bisnis terlalu fokus mengejar digitalisasi sampai lupa bahwa masih banyak ruang kosong di sektor non-digital. Saat semua orang berlomba bikin aplikasi, pasar yang benar-benar butuh solusi nyata justru berada pada kebutuhan dasar dan industri tradisional. Di sinilah peluang blue ocean terbentuk: ruang yang sepi kompetitor, stabil, dan sering kali punya barrier to entry yang rendah.
Sektor non-digital menawarkan pasar yang jauh lebih luas karena menyentuh perilaku sehari-hari masyarakat. Makanan, energi alternatif, limbah, produk rumah tangga, kesehatan, sampai material bangunan adalah contoh area yang tidak mungkin tergantikan oleh software. Ketika sebagian besar pelaku bisnis sibuk mencari “market disruptif”, sektor ini diam-diam terus menghasilkan permintaan tanpa henti.
Salah satu peluang terbesar ada di industri pangan fungsional. Produk makanan berbasis kebutuhan kesehatan—misalnya makanan rendah gula, plant-based lokal, atau produk fermentasi—belum punya banyak pemain serius di Indonesia. Tren gaya hidup sehat naik, tapi supply yang benar-benar berkualitas masih minim. Pemain baru bisa membangun diferensiasi dari kualitas, brand story, dan proses produksi yang bersih.
Selain pangan, sektor perawatan lingkungan skala kecil juga sedang tumbuh. Contohnya layanan komposting rumah tangga, penyedia pupuk organik dari sampah dapur, hingga jasa pengelolaan limbah non-digital seperti minyak jelantah. Industri ini tidak seksi seperti AI atau aplikasi finansial, tapi punya repeat customer yang kuat dan potensi jaringan komunitas yang luas.
Industri bahan bangunan alternatif juga menarik. Banyak daerah di Indonesia membutuhkan material ramah lingkungan dan tahan iklim, tetapi inovasi lokal masih jarang. Produk seperti bata ramah lingkungan, panel bangunan dari limbah pertanian, atau insulasi berbasis serat alam bisa menjadi pasar besar karena minim pesaing dan didorong kebutuhan pemerintah akan pembangunan berkelanjutan.
Di sisi lain, sektor pelayanan human-first seperti perawatan lansia, daycare, jasa kebersihan profesional, atau home-repair tetap relevan dan terus tumbuh. Ini adalah blue ocean yang tidak mungkin digantikan sepenuhnya oleh teknologi, karena sentuhan manusia tetap merupakan kebutuhan utama. Permintaan naik setiap tahun, tapi kualitas layanan profesional masih jarang.
Kesimpulannya, peluang blue ocean bukan cuma ada di digital—bahkan sebagian yang paling seksi justru masih berada di sektor non-digital yang sederhana. Bisnis yang berani masuk lebih awal bisa membangun dominasi jangka panjang tanpa perang harga dan tanpa harus berhadapan dengan raksasa teknologi.