JAKARTA, Cobisnis.com – Mompreneur—ibu yang menjalankan bisnis sambil mengelola keluarga—semakin diakui sebagai pilar penting dalam ekonomi masa depan. Dengan ekosistem digital yang semakin matang, para ibu kini punya peluang lebih besar untuk membangun usaha tanpa harus meninggalkan peran domestik mereka. Transformasi ini menjadikan mompreneur sebagai kekuatan ekonomi baru yang tumbuh cepat dan stabil.
Salah satu alasan mompreneur menjadi pilar ekonomi adalah fleksibilitas yang mereka tunjukkan. Keseharian mereka menuntut efisiensi waktu dan kemampuan multitasking, sehingga bisnis yang mereka jalankan cenderung adaptif, efisien, dan relevan dengan kebutuhan pasar. Fleksibilitas inilah yang membuat bisnis mompreneur tahan krisis, bahkan ketika ekonomi global bergejolak.
Perkembangan teknologi ikut mempercepat munculnya mompreneur. Akses internet, marketplace, hingga tools AI memudahkan ibu-ibu menjalankan usaha dari rumah. Mereka bisa mengelola pesanan, marketing, hingga produksi hanya bermodalkan smartphone. Kemudahan ini menurunkan hambatan masuk dunia bisnis dan membuka ruang bagi lebih banyak perempuan untuk berkarya.
Dampak ekonomi dari mompreneur juga semakin terlihat. Banyak dari mereka menciptakan lapangan kerja kecil di lingkungan sekitar, meningkatkan pendapatan keluarga, dan menggerakkan ekonomi lokal. Di beberapa daerah, bisnis rumahan yang dipimpin ibu-ibu bahkan menjadi tulang punggung ekonomi komunitas. Ketika para ibu berdaya, efeknya menyebar ke banyak sektor.
Selain kontribusi finansial, mompreneur membawa nilai berbeda dalam dunia bisnis: empati, keberlanjutan, dan pendekatan human-centered. Banyak bisnis yang dirintis ibu berfokus pada produk kesehatan, edukasi, kebutuhan anak, atau solusi rumah tangga—bidang yang dekat dengan pengalaman sehari-hari mereka. Produk yang lahir pun lebih relevan dan sering kali menyelesaikan masalah nyata.
Hal lain yang membuat mompreneur penting bagi masa depan adalah kemampuan mereka membangun komunitas. Mereka tidak hanya berbisnis, tetapi saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan membentuk jaringan kolaboratif yang kuat. Komunitas ini menjadi ekosistem mandiri tempat inovasi lahir dan berkembang.
Ke depan, peran mompreneur diprediksi semakin besar seiring bergesernya tren kerja menuju fleksibilitas dan personalisasi. Pemerintah dan industri mulai melihat potensi besar kelompok ini dan menyediakan lebih banyak program pemberdayaan, pendanaan, hingga pelatihan. Semakin banyak pintu terbuka, semakin kuat pula kontribusi mompreneur bagi ekonomi nasional.
Pada akhirnya, mompreneur bukan hanya pelaku usaha rumahan, tetapi fondasi baru ekonomi yang lebih inklusif, adaptif, dan human-centered. Kekuatan mereka ada pada keseimbangan antara peran keluarga dan bisnis, sesuatu yang justru menjadi keunggulan kompetitif di dunia yang berubah cepat. Mereka bukan sekadar tambahan dalam ekonomi; mereka adalah pilar masa depan.