Jamkrindo

BSI Dorong Masyarakat Indonesia Persiapkan Haji Lebih Awal Mulai Rp100 Ribu

Oleh Dwi Natasya pada 13 Sep 2025, 15:14 WIB

JAKARTA, Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mengajak masyarakat Indonesia menyiapkan perjalanan ibadah haji sejak dini. Dengan masa tunggu yang panjang, menabung lebih awal membuat calon jemaah bisa lebih tenang saat waktu pelunasan tiba.

Ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu secara finansial dan fisik. Dengan perencanaan matang, biaya haji bisa dijangkau lebih luas, termasuk oleh aparatur sipil negara (ASN).

Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, BSI menghadirkan solusi mudah untuk menabung haji. Menurutnya, tabungan haji menjadi fokus utama dalam meningkatkan literasi keuangan syariah masyarakat.

Dalam upaya memperluas layanan, BSI berkolaborasi dengan Kementerian Sekretariat Negara. Kerjasama ini diawali dengan penggunaan payroll sebagai pintu masuk layanan syariah bagi para pegawai.

Dengan payroll, pegawai dapat lebih mudah mengatur arus kas dan merencanakan tabungan haji. Program “Ayo Berhaji” pun hadir untuk membantu nasabah menabung secara teratur.

Tabungan haji di BSI bisa dimulai dari Rp100 ribu saja. Setelah saldo mencapai Rp25 juta, nasabah dapat mendaftar melalui Sistem Haji Terpadu milik Kementerian Agama.

Setelah memperoleh nomor porsi, nasabah bisa melanjutkan menabung untuk pelunasan. Pembayaran bisa dilakukan melalui tabungan rupiah maupun tabungan emas yang bersumber dari gaji.

Hingga kini, BSI menduduki peringkat pertama dalam pengelolaan Tabungan Haji. Total rekening yang tercatat mencapai lebih dari 6,3 juta, sementara layanan payroll telah mengelola lebih dari 1,2 juta rekening.

Nasabah payroll BSI datang dari berbagai sektor, mulai BUMN, ASN, kementerian/lembaga hingga perusahaan swasta. Hal ini menempatkan BSI di posisi tiga besar bank nasional dalam pengelolaan gaji aparatur sipil negara.

Selain tabungan haji, payroll juga membuka akses ke produk lain seperti tabungan emas, cicil emas, hingga investasi syariah. ASN bahkan mendapat keuntungan tambahan, seperti bebas biaya transfer antarbank dan pembiayaan multiguna.

BSI menyediakan tabungan payroll dan haji dengan akad wadiah tanpa biaya administrasi. Skema ini memudahkan masyarakat untuk menabung lebih efisien.

Anggoro menegaskan, inisiatif ini akan terus diperkuat. “Dengan dukungan payroll, kami ingin membantu masyarakat mempersiapkan dana haji lebih baik dan terencana,” jelasnya.

Pertumbuhan tabungan berbasis payroll juga mendorong peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI. Per Maret 2025, DPK tercatat Rp319,34 triliun atau naik 7,40% dari tahun sebelumnya.

Dari jumlah itu, 61% berasal dari dana murah, dengan tabungan sebagai porsi terbesar. Tabungan wadiah menyumbang 40% dari total, menunjukkan kepercayaan tinggi masyarakat pada produk syariah.

Melihat tren positif ini, Anggoro optimis kinerja payroll dan tabungan haji akan terus tumbuh. Apalagi BSI berperan sebagai bank operasional pemerintah dan mitra resmi berbagai lembaga negara.

“Payroll dan tabungan haji menjadi cara efektif mengelola DPK secara aman dan berkelanjutan. Risiko juga tetap terukur ketika nasabah memanfaatkan layanan pembiayaan,” tutup Anggoro.