Jamkrindo

DANA Perkuat Edukasi Anti-Judi Online Melalui Film "Agen+62"

Oleh Muh. Abdi Sesardiman pada 03 Jul 2025, 21:51 WIB

JAKARTA, cobisnis.com – Judi online terus menjadi momok yang mengancam sendi-sendi kehidupan masyarakat, mulai dari kerugian finansial individu hingga menghambat laju inklusi keuangan secara nasional. Menghadapi ancaman yang kian serius ini, berbagai pihak, termasuk insan perfilman dan pemain teknologi keuangan terkemuka seperti DANA, berinisiatif untuk bersinergi dan mengambil peran aktif. Sebuah gebrakan baru hadir melalui film komedi edukatif "Agen+62," yang disutradarai oleh Dinna Jasanti. Film ini menjadi medium inovatif bagi kedua sektor ini untuk kembali menyuarakan bahaya laten judi online, namun dengan pendekatan yang jauh lebih ringan dan mudah dicerna oleh publik.

Pentingnya isu sosial dan urgensi kolaborasi lintas sektor yang diusung dalam film ini kemudian dibedah lebih mendalam dalam sebuah talk show bertajuk ‘Kolaborasi Lawan Judi Online – Perspektif Film dan Teknologi.’ Acara ini sukses menghadirkan dialog konstruktif antara para pelaku industri film, perwakilan pemerintah, dan sektor teknologi keuangan. Hadir sebagai narasumber adalah Orchida Ramadhania (Produser Film Agen+62), Rieke Diah Pitaloka (Pemeran Utama Film Agen+62), Teguh Arifiyadi (Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Kementerian Komunikasi dan Digital), serta Olavina Harahap (Director of Communications DANA Indonesia). Diskusi ini mengupas tuntas bagaimana sinergi ini dapat menjadi garda terdepan dalam memerangi fenomena judi online.

Menerobos Batas Edukasi: Komedi sebagai Senjata Baru Melawan Judi Online

Data terbaru dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pada kuartal pertama 2025 sungguh mencengangkan: lebih dari 11 juta pemain judi online tercatat di Indonesia. Yang lebih mengkhawatirkan, modus penipuan dan transaksi ilegal terus berevolusi, menyusup ke berbagai platform digital, dan secara spesifik menargetkan anak muda sebagai korban utama. Inilah alasan mendasar mengapa film "Agen+62" dikemas dengan sentuhan komedi, diharapkan mampu menjangkau segmen anak muda yang cenderung lebih rentan terhadap paparan judi online.

"Kami sengaja memilih genre komedi aksi karena humor dan komedi adalah bentuk resiliensi fundamental bagi orang Indonesia, sebuah simbol kekuatan kita sebagai bangsa. Justru melalui pendekatan yang rileks seperti ini, kita bisa membahas hal-hal yang sebenarnya sangat serius dan sulit," terang Orchida Ramadhania, Produser Film Agen+62.

Pernyataan ini diamini oleh Rieke Diah Pitaloka, Pemeran Utama Film Agen+62, yang menuturkan bahwa penggunaan pendekatan komedi adalah strategi yang disengaja untuk menyampaikan pesan yang lebih mengena dan dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. "Saya selalu berkeyakinan bahwa seni adalah cara terbaik untuk membangun kesadaran. Membangun kesadaran ini dengan melibatkan orang di dalamnya tanpa harus meneriakinya. Dalam konteks isu judi online ini, rasanya mustahil jika hanya mengandalkan satu atau dua institusi negara. Cara terbaik adalah dengan menggerakkan semua pihak, termasuk lembaga keuangan, perbankan, atau seperti DANA ini," imbuhnya.

Olavina Harahap, Director of Communications DANA Indonesia, turut menyampaikan komitmen kuat perusahaannya. "Selama ini, kami secara konsisten berupaya memberantas judi online melalui penutupan akun, pelaporan aktivitas mencurigakan, dan edukasi masif. Upaya ini kami lakukan dengan bersinergi erat bersama pemerintah, regulator, tokoh masyarakat, dan kini, dengan bangga, industri perfilman. Kami percaya bahwa dibutuhkan pendekatan baru yang segar untuk mengingatkan masyarakat bahwa judi online sejatinya adalah bentuk penipuan yang sangat mengancam kesejahteraan finansial. Melalui film ini, kami berharap masyarakat akan semakin melek digital, lebih waspada, dan siap menjadi agen perubahan untuk bersama-sama menciptakan ruang digital Indonesia yang bersih, aman, dan terbebas dari jerat judi online."

Tak hanya lewat kolaborasi film, DANA juga terus berinovasi dalam mengembangkan teknologi keamanan mutakhir sebagai bentuk perlindungan proaktif bagi penggunanya. Salah satunya adalah fitur DANA Protection, di mana pengguna dapat memanfaatkan Scam Checker yang terintegrasi langsung dengan Aduan Nomor Komdigi untuk memeriksa nomor telepon atau tautan yang mencurigakan. Yang terbaru, DANA juga telah memperkenalkan teknologi Smart Friction untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna sekaligus merekomendasikan lapisan keamanan tambahan. Teknologi ini menjadi langkah pencegahan krusial bagi pengguna yang hendak mengirimkan uang kepada nomor yang terindikasi sebagai penipuan.

Inovasi yang dilakukan DANA ini terbukti sangat berdampak positif. Tercatat, lebih dari 6 juta pengguna mengakses DANA Protection setiap bulannya, dan lebih dari 60 ribu pencarian nomor mencurigakan telah dilakukan melalui fitur Scam Checker. Selain itu, DANA juga secara aktif melakukan patroli siber untuk mendeteksi dan melaporkan situs ilegal yang mencatut nama DANA. Sepanjang tahun 2025, lebih dari 8 ribu konten perjudian yang terdeteksi telah dilaporkan DANA ke Kominfo.

Urgensi Kolaborasi Lintas Industri: Kunci Pemberantasan Judi Online yang Komprehensif

Berbagai upaya yang telah digencarkan oleh lintas sektor ini mendapatkan apresiasi tinggi dari Teguh Arifiyadi, Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Kementerian Komunikasi dan Digital. Beliau menegaskan bahwa judi online bukanlah sekadar masalah teknis, melainkan tantangan sosiokultural yang mendalam.

"Pergerakan situs judi online ini sangat masif. Lima tahun terakhir sebelum 2023, jumlah situs judi online yang diblokir itu sekitar 800 ribu per tahun. Sekarang, dalam kurun waktu satu tahun saja, angkanya bisa melampaui tiga juta. Yang ironis, bagi para pemain judi, mereka seringkali tidak merasa menjadi korban. Maka dari itu, kuncinya terletak pada kesadaran kolektif penggunanya. Mau berjuta-juta situs atau aplikasi yang diblokir, jika tidak ada kesadaran kolektif dari penggunanya, maka isu ini tidak akan bisa terselesaikan secara tuntas," jelasnya dengan lugas.

"Kesadaran itu dimulai dari edukasi, misalnya, dengan menonton film ini, yang kemudian dapat menggerakkan kesadaran mereka. Kebutuhan akan regulasi yang komprehensif terkait judi online ini pun menjadi urgensi yang harus segera dilakukan secara menyeluruh dan cepat. Penanganan judi online ini jelas bukan hanya tanggung jawab satu pihak, melainkan kerja bersama kita semua," pungkas Teguh.

Seluruh upaya kolektif lintas sektor ini secara gamblang menunjukkan betapa gentingnya pemberantasan judi online secara masif dan terkoordinasi. Sinergi dan upaya bersama ini menjadi fondasi krusial dalam membangun literasi digital yang tangguh dan menjaga kesejahteraan finansial masyarakat dari bahaya judi online yang terus bermetamorfosis.